Detik-Detik Pelaku Pencabulan Dievakuasi dari Pesantren di Bekasi

saranginews.com, Jakarta – Pondok Pesantren Al-Konah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dikepung warga pada Jumat malam (27/9).

Pimpinan salah satu pesantren meminta S (52) dan guru MH (29) bertanggung jawab melakukan pelecehan seksual terhadap seorang siswi.

Baca: Polisi selamatkan beberapa orang yang terjun ke sungai bekasi

Polisi datang dan mengeluarkan S dan MH (29) dari kerumunan agar tidak diserang.

“Kami keluar karena ada kelompok sekitar 300 orang yang ingin dimintai pertanggungjawaban,” kata Kapolsek Sikarang Utara Kampol Sutrisno dalam pidato resminya di Jakarta, Sabtu.

Baca Juga: Siswa Tak Berpendidikan Jadi Korban Pelecehan Seksual

Jadi, kata Sutrisno, pihaknya menurunkan 20 petugas untuk melindungi masyarakat yang banyak datang ke pesantren tersebut.

“Polisi juga telah bekerjasama dengan tokoh masyarakat seperti Kepala Desa Karangmukti Sumardi dan Kepala Desa Karangsathu Sarim yang berada di sana untuk menenangkan massa,” ujarnya.

Baca Juga: 15 Tersangka Ditemukan Tewas di Kali Bekasi

Namun massa terus bertambah hingga pukul 19.00 WIB tiba di lokasi, setelah itu Kasat Samapta AKBP J. Sihombing dan Kasat Intel Kompol Victor Berliantho meminta warga tidak melakukan tindakan melawan hukum.

Setelah berdiskusi panjang lebar, pada pukul 21.00 WIB polisi berhasil mengeluarkan terduga pelaku S dan MH dari lokasi kejadian.

Keduanya kemudian dibawa ke Polres Metro Bekasi dan diamankan ketat oleh Satreskrim dan Tim Reserse Presisi untuk melanjutkan penyelidikan, kata Sutrisno.

Tiba di lokasi sekitar pukul 21.50 WIB, Wakil Direktur Intelijen dan Keamanan (Intelcom) Polda Metro Jaya AKBP Ardiansya memberi perintah untuk memperkuat keamanan di sekitar pondok untuk mencegah kerusakan maupun penjarahan.

Data menunjukkan Pondok Pesantren Al-Konah berdiri pada tahun 2020 dan hanya memiliki dua guru.

Kasus tersebut membuat aktivitas di pesantren terhenti total dan banyak korban pemerkosaan yang tidak berani melaporkan kejadian tersebut karena dianggap takut dan malu.

Polres Metro Bekasi dan aparat desa berencana menjaga suasana di tengah kekhawatiran adanya aktivitas anarkis dari masyarakat sekitar. (antara/jpnn)

BACA CERITA SELENGKAPNYA… Mayat di Sungai Bekasi Davey, Temannya Minta Selamat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *