saranginews.com, BOGOR – Danone Indonesia menggandeng Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) dan Rabita Maahid Islamia Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor meluncurkan Program Pesantren Bisnis Islam (SBP) yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren yang dihadiri pesantren. oleh 26.000 siswa.
Acara yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Kauqab Bogor ini dihadiri langsung oleh 60 perwakilan pengurus pondok pesantren se-Kabupaten Bogor, Cianjura dan Sukabumi, serta peserta daring dari berbagai daerah lainnya.
BACA JUGA: Strategi pengembangan bisnis berkelanjutan Danone di Indonesia
Selain Ketua Persatuan Ekonomi Pesantren atau SEP Foundation Ustaz Ahmad Tazakka Bonanza dan Ketua RMI Kabupaten Bogor KH Abdul Basiit Mahfuf, pemaparan SBP juga dihadiri oleh Direktur Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini dan Keagamaan Islam. Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Basnang Said, Ketua Nahdlatul Ulama Cabang Bogor K.H. Aim Zaimudin dan guru PPTQ Al-Kawqab K.H.
Pondok pesantren telah lama menjadi lembaga pendidikan keagamaan yang berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia.
BACA JUGA: Danone Indonesia dorong inovasi dan pengembangan usaha kecil di UMKM Awards 2024
Namun saat ini pesantren terus mengembangkan dan membangun kapasitas kelembagaan, salah satunya terkait ekonomi dan kewirausahaan.
Program SBP diselenggarakan untuk membantu pesantren mengembangkan literasi ekonominya melalui pelatihan dan pemberdayaan yang mencakup dan fokus pada pengurus pesantren, santri dan masyarakat sekitar pesantren.
BACA JUGA: Tinggalkan Golkar, Wanda Hamida Angkat Topik Kecurangan Pilpres, Oligarki, dan Orde Baru
Direktur Direktorat Pendidikan PAUD dan Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Basnang Said mengapresiasi kehadiran SBP.
“Pada tahun 2019 hingga 2024, jumlah pesantren bertambah dari 29.000 menjadi 41.000 pesantren atau bertambah menjadi 11.000 pesantren. Salah satu fungsi penting pesantren adalah pemberdayaan masyarakat. Apa yang diluncurkan hari ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang yang dilakukan pesantren. Oleh karena itu, kami mendukung penuh independensi Pondok Pesantren dan kerja sama antara Serikat Ekonomi Pondok Pesantren dan Danone Indonesia dalam mewakili Sekolah Bisnis Pondok Pesantren, ujarnya.
Chief Sustainability Officer Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan Danone Indonesia sangat bangga dapat berkolaborasi dengan Dana Sinergi Ekosistem Pesantren dan Rabita Maahid Islamia Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor dalam mengimplementasikan inisiatif ini.
“Kami berharap program Pondok Pesantren ini dapat memacu inovasi dan semangat kewirausahaan di kalangan Pondok Pesantren agar lebih mandiri dan juga dapat meningkatkan daya saing sumber daya manusia di lingkungan Pondok Pesantren. Dukungan ini sejalan dengan komitmen Danone Impact Journey yang menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu “pilar utama strategi keberlanjutan perusahaan,” ujarnya.
Karyanto mengatakan kehadiran program SBP diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui pendirian usaha pesantren, kesejahteraan santri melalui kewirausahaan dan dampak ekonomi hijau terhadap masyarakat sekitar.
“Program ini dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan pengkajian potensi bisnis pesantren, pelatihan dan pendampingan berbagai pelatihan bisnis, serta dana hibah dan pengembangan produk lokal. Dengan cara ini pesantren akan mampu mengurangi ketergantungan terhadap bantuan luar, serta menciptakan dampak ekonomi jangka panjang bagi pesantren,” lanjutnya.
Peluncuran program SBP juga dibarengi dengan focus group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk mengawali diskusi dan menjajaki potensi kolaborasi antara pesantren dan mitra strategis dalam pengembangan program SBP.
Dalam FGD ini, peserta juga berkesempatan untuk mendiskusikan inisiatif swasembada yang bertujuan untuk memberdayakan perekonomian lokal yang dapat diimplementasikan dalam program SBP.
“Kami yakin peluncuran program ini akan menjadi tonggak penting dalam membangun pondok pesantren yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing. Danone Indonesia berkomitmen untuk lebih mendukung inovasi dan kemandirian pesantren melalui program pendampingan dan pelatihan kewirausahaan, serta mendorong kolaborasi dengan mitra strategis untuk bersama-sama mewujudkan visi kesejahteraan umat dan penguatan perekonomian pesantren di berbagai bidang. wilayah Indonesia,” kata Karyanto.
Sementara itu, Pembina PPTQ Al Kaukab, H. Khoirul Huda Basiir mengucapkan terima kasih atas diluncurkannya program ini.
“Program ini sejalan dengan visi dan misi Pondok Pesantren Al Kawqab, yang sejak awal kami mengedepankan kemandirian manajemen, penguatan perekonomian dan bisnis. Terinspirasi dari para guru kita, pesantren mempunyai tiga fungsi, pertama sebagai pusat pendidikan, kedua sebagai pusat dakwah, dan ketiga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Namun untuk memberdayakan masyarakat, kita sebagai pesantren juga harus mandiri dan mandiri agar bisa mengajak saudara-saudara kita untuk mandiri, ujarnya.
Sementara itu, Ketua RMI NU Kabupaten Bogor K.H. Abdul Basit Mahfouf menyatakan fungsi dan tanggung jawab pesantren dulu dan sekarang sudah berubah.
“Dulu pesantren membantu mengembangkan talenta-talenta unggul di bidang agama, sains, bahkan sains. Namun perkembangan zaman saat ini menuntut kita untuk mengambil tindakan lebih lanjut di bidang ekonomi, oleh karena itu kontribusi pesantren tidak dapat dibatalkan dengan melepaskannya dari kegiatan ekonomi. Untuk itu kita semua memikirkan bagaimana kita bisa mendukung upaya rekan-rekan santri Pondok Pesantren untuk menjadi mandiri dan berdaya secara ekonomi. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Bisnis. Untuk itu terima kasih. Kami mengucapkan terima kasih kepada Danone Indonesia dan Persatuan Ekonomi Pondok Pesantren yang telah menghadirkan program ini. “Kami bekerja sama dengan Danone Indonesia yang sebelumnya kami mengerjakan pengeboran sumur dan toilet di sembilan pesantren di Kabupaten Bogor,” lanjutnya.
Sementara itu, Persatuan Pondok Pesantren Ekonomi Islam atau Yayasan Sinergi Ekosistem Pondok Pesantren Ustaz Ahmad Tazakka Bonanza menekankan pentingnya kerja sama ini.
Insya Allah akan ada sekitar 160 pesantren yang mengikuti kegiatan ini, jumlah santri yang tercakup dalam program ini menurut data kami minimal 26.000 santri yang berasal dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta dari Jabar di daerah lain, salah satu core value programnya “adalah bantuan berkelanjutan selama tiga tahun,” ujarnya (rhs/jpnn).
BACA ARTIKEL LAINNYA… Dengan status PPPK, guru di Tabanan Bali menjadikan siswa SMA sebagai objek seks