saranginews.com, Jakarta – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar upacara Hari Perjuangan Polri yang pertama pada 21 Agustus 2024 di Tugu Perjuangan Polri Surabaya di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listio Sigit Prabowo.
Saat pengumuman polisi di Surabaya oleh Irjen Polisi I, Mohammad Jasin mengukuhkan status polisi saat itu sebagai polisi Negara Republik Indonesia.
Baca Juga: Hari Perjuangan Polri 2024, Irjen Iqbal: Kami Siap Berabdi Untuk Indonesia Emas
Peristiwa bersejarah ini menjadi pendorong untuk mempersatukan seluruh kepolisian Indonesia di bawah Negara Kesatuan Republik.
Pusat Kajian dan Analisis Keamanan Indonesia (Pusaka) mengapresiasi langkah Kapolri dalam memperingati Hari Perjuangan Polri yang menandai perjuangan Polri mempertahankan kemerdekaan NKRI.
Baca juga: Penerimaan Calon Anggota Polri Bagi Penyandang Disabilitas Tuai Pujian
“Pusaka mengapresiasi kebijakan Kapolri Listio Sigit dalam memperingati Hari Perjuangan Polri. Peringatan ini menjadi sarana edukasi penting bagi masyarakat. “Sejak awal kemerdekaan, kedudukan dan keberpihakan Polri selalu telah untuk kepentingan masyarakat,” kata Direktur Eksekutif Pusaka Adhe Nuansa Wibisono., PhD, mengatakan, Rabu (21/8/2024).
Wibisono kemudian menjelaskan, untuk menjaga kebebasan, selain bertugas sebagai aparat penegak hukum, Polri juga ikut serta dalam pertempuran di seluruh wilayah NKRI.
Baca Juga: PKB Gandeng TNI, Polri Lindungi Kongres di Bali
“Polri juga ikut serta dalam perjuangan bersenjata mempertahankan kemerdekaan, seperti pertempuran 10 November di Surabaya, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, serta menumpas pemberontakan PKI di Madiun,” tegas mantan mahasiswa Kebangsaan Turki itu. polisi Akademi.
Memang, Polri memiliki rekam jejak positif dalam menegakkan hukum secara konsisten dan menjaga keselamatan masyarakat sejak kemerdekaan.
Pusaka kemudian kembali menegaskan pentingnya menjaga otonomi Polri, khususnya menolak usulan subordinasi Polri ke beberapa kementerian.
“Sejarah menunjukkan bahwa Polri selalu berjuang melindungi rakyat sejak kemerdekaan. Fakta ini semakin memperkuat argumen bahwa tidak mungkin Polri dapat membawahi Polri.” Beberapa kementerian terlihat berusaha melemahkan lembaga ini,” kata Adhe Nuansa Wibisono (jum/jpnn).