saranginews.com, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 354 juta orang di seluruh dunia menderita hepatitis B atau C. Lebih dari satu juta di antaranya meninggal karena hepatitis setiap tahun.
Diperkirakan 20 juta orang di Indonesia menderita hepatitis, dan hepatitis B merupakan penyakit yang paling umum.
BACA JUGA: 6,7 Juta Warga Indonesia Terjangkit Hepatitis, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat
Jika tren ini terus berlanjut, virus hepatitis dapat membunuh lebih banyak orang di seluruh dunia pada tahun 2040 dibandingkan penyakit malaria, tuberkulosis, dan HIV/AIDS jika digabungkan.
“Banyak kasus hepatitis yang tidak terdiagnosis karena gejalanya seringkali tidak disadari hingga penyakit mencapai stadium lanjut,” kata Satria Mulia Chaerudin, CEO Market Access PT Itama Ranoraya Tbk, Rabu (21/08).
BACA JUGA: UBC Medical Indonesia Luncurkan Produk Tes Viral Load Hepatitis Baru Bekerja Sama dengan Bumame
Itu sebabnya penting bagi orang-orang untuk melakukan pemeriksaan secara teratur, terutama mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi, seperti mereka yang pernah menjalani transfusi darah atau berbagi jarum suntik.
Praktik pencegahan terbaik untuk mengurangi risiko hepatitis antara lain dengan melakukan vaksinasi, terutama terhadap hepatitis A dan B, menjaga kebersihan tangan, memastikan makanan dan minuman yang Anda makan bersih dan matang, serta tidak menggunakan jarum suntik.
BACA JUGA: Waspada Hepatitis Akut, Kadin Indonesia Himbau Masyarakat
“Kita dapat mengurangi prevalensi hepatitis yang tidak terdiagnosis dan meningkatkan kemungkinan pengobatan dini,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya sebagai pemasok peralatan dan bahan medis berteknologi tinggi turut serta menggalakkan deteksi dini penyakit hepatitis dalam rangka Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada 28 Juli mendatang.
“Deteksi dini penting untuk mencegah komplikasi pasien lebih lanjut dan mengurangi beban ketergantungan biaya asuransi sosial,” ujarnya.
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus. Ada lima jenis virus hepatitis, yaitu A, B, C, D, E, yang berbeda cara penularan, tingkat keparahan, dan pengobatannya.
Penyakit ini seringkali tidak menunjukkan gejala dan mungkin baru muncul saat penderita sudah mencapai stadium lanjut. Akibatnya, banyak orang hidup dengan penyakit hepatitis yang tidak terdiagnosis.
“Ketika hepatitis berhasil didiagnosis, maka jumlah orang yang mendapat pengobatan dan perawatan untuk bertahan dari penyakit tersebut sangat sedikit,” kata CEO PT Itama Ranoraya Tbk. Heru Firdavsi Syarif.
Gejala hepatitis yang harus diwaspadai antara lain tinja berwarna pucat, sakit perut, kelelahan, penyakit kuning, urin berwarna gelap, demam ringan, kehilangan nafsu makan, dan nyeri sendi.
IRRA berkomitmen untuk mendukung pencapaian dunia bebas hepatitis pada tahun 2030, seperti yang diumumkan oleh WHO, dengan secara aktif mempromosikan deteksi dini hepatitis. Ini merupakan solusi diagnostik terbaik untuk skrining hepatitis dengan mendistribusikan reagen Abbott khususnya HBsAg untuk hepatitis B dan Anti-HCV untuk hepatitis C.
Sebagai mitra distribusi resmi Abbott untuk produk ini sejak tahun 2017, IRRA telah menyediakan alat diagnostik berkualitas tinggi ke lebih dari 75 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
Hingga tahun 2023, pihaknya telah mendistribusikan lebih dari 500 reagen ke seluruh Indonesia, terutama di bagian transfusi darah rumah sakit (UTD) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
“Kami berupaya memperluas ke berbagai wilayah di Indonesia untuk mendukung upaya deteksi dini penyakit ini,” ujarnya. (esy/jpnn)