saranginews.com, JAKARTA – Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menegaskan kebijakan penyederhanaan proses keuangan sektor mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus dibarengi dengan transparansi antar pelaku dan penyelenggara sistem keuangan.
“Upaya penyederhanaan proses pembiayaan sektor UKM harus didukung penuh oleh semua pihak sebagai bagian dari upaya meningkatkan keseimbangan dan pertumbuhan perekonomian negara,” kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/8).
BACA JUGA: Bea dan Cukai membuka peluang pasar internasional bagi UKM di 2 daerah ini melalui pendampingan
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) bersama Kementerian Keuangan berencana meningkatkan akses pembiayaan bagi UKM dengan mengembangkan kebijakan sistem pemeringkatan kredit.
Tujuannya agar perusahaan kecil dan menengah bisa mendapatkan pinjaman tanpa dibebani agunan.
BACA JUGA: BRI Microfinance Outlook 2024, Teten Masduki berinovasi di bidang pembiayaan UMKM
Menurut Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), akan ada hingga 66 juta UKM di Tanah Air pada tahun 2023.
Jumlah ini meningkat 1,5 persen dibandingkan tahun 2022.
Kementerian Perdagangan dan Industri Indonesia juga mencatat bahwa pada tahun 2023, sektor UKM akan berkontribusi sekitar 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Menurut Lestari, dengan potensi tersebut, kebijakan untuk mengatasi kendala di sektor UKM seperti permasalahan keuangan merupakan langkah strategis yang perlu segera dilaksanakan.
“Kebijakan fasilitasi usaha sektor UKM harus dibarengi dengan kesiapan para pelaku dan pengambil kebijakan untuk menentukan prioritas pelaksanaannya,” kata Rerie yang akrab disapa Abang.
Badan Legislatif Daerah II Jawa Tengah telah menyetujui beberapa kebijakan strategis yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lebih berkeadilan untuk segera dilaksanakan sebagai bagian dari upaya percepatan pencapaian tujuan pembangunan yang melimpah.
Rerie juga berharap upaya kemudahan pembiayaan di sektor UKM mendapat dukungan semua pihak sehingga sektor ekonomi manusia dapat menjadi bagian dari fondasi perekonomian nasional yang kuat di masa depan. (mrk/jpnn)