saranginews.com – SURABAYA – Dewan DPP Partai Kebangkitan Bangsa mengunjungi kediaman beberapa negara jelang Kongres PKB ke-6.
Rombongan Syura didampingi Sekretaris DPP PKB Sayfullo Maksum, KH Maman Imanulhak, Kh. Sihobuddin Ahmad, Gus Baidhovy, Kh. Mahasin dan H. Ahid pertama kali berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri KH Zamzam, Mahrus.
BACA JUGA: PKB Khusus Lakoni Wayang Pandawa Boyong di Depan Kongres
Pengurus Pondok Pesantren Lirboyo Kiai Zamzam Mahrous berharap konflik PBNU dan PKB segera selesai. Pasalnya, menurut Kiai Zamzami, PBNU sebagai partai politik yang dilindungi konstitusi tidak berhak mencampuri urusan PKB.
Akibat konflik tersebut, struktur NU menjadi tidak stabil. “Kalau benar demikian, PBNU sendiri sudah menyimpang dari dakwahnya untuk tidak terlibat dalam politik praktis,” ujarnya.
BACA JUGA: Gus Jazil: PKB Tak Ada Masalah dengan NU, Jangan Ambil Tindakan yang Tak Perlu
Usai mengunjungi Kediri, Ketua Struktural PKB menyambangi markas Asep Saifuddin Chalim di Surabaya.
Kunjungan persahabatan ke beberapa negara berpengaruh ini tak lepas dari renggangnya hubungan antara PKB dan pimpinan PBNU yang kian memburuk belakangan ini.
BACA JUGA: PKB undang 65 pimpinan parpol asing hadiri Kongres di Bali
Usai mengunjungi Kia Asep di Situbondo, rombongan mengunjungi Kia Jholil Asad.
Dalam pertemuan yang digelar di Pondok Pesantren Wali Songo Situbondo, Kiai Cholil mengatakan, PKB tidak boleh terlibat dalam latihan politik yang sedang dilakukan pimpinan PBNU.
Kiai Jholil Asad meminta PKB memperhatikan kerja politik yang dapat mempengaruhi kepentingan masyarakat, khususnya perekonomian.
Tidak menyikapi bukan berarti diam. Namun PKB harus bergerak sebagai partai politik memperjuangkan kebenaran di kerajaannya, kata Kiai Cholil Asad.
Kiai Maman yang hadir dalam pertemuan tersebut pun mengamini pesan Kiai Assad.
Anggota komisi VIII DPR RI ini meyakinkan, PKB kuat dan tidak akan tergoyahkan oleh campur tangan pihak luar, terutama menjelang kongres yang digelar di Bali pada 24-25 Agustus mendatang.
PKB, kata Kiai Maman, kini menunjukkan keberhasilan dengan peningkatan perolehan suara dan kursi di parlemen pusat dan daerah. Hal ini menunjukkan keberhasilan Gus Muhaimin Iskandar memimpin partai sebesar PKB.
Setelahnya, Pengurus DPP PKB mengunjungi Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad pimpinan H. Marzuki Mustamar. Di sana, mereka disambut oleh surat kabar Halakah Nasional bersama para ulama dan tokoh masyarakat se-Jawa Timur. Kiai Marzuki kecewa kepada wartawan atas konflik PKB dan PBNU.
Menurut mantan Ketua PWNU Jatim ini, PBNU tidak perlu mengurusi persoalan politik praktis, sebaiknya PBNU bekerja di bidang publik dan sosial. Sementara PKB diciptakan untuk menjadi mata uang politik warga Nahdian.
Perjalanan terakhir rombongan Pengurus DPP PKB ke rumah KH. Musthofa Bisri atau Gus Mus di Rembang.
Mereka mendoakan pendiri PKB tersebut agar sukses lolosnya Kongres PKB ke-6.
Mereka juga menyoroti kestabilan kepemimpinan PKB dari pusat hingga daerah serta sejumlah keberhasilan partai pasca Pemilu 2024 di bawah kepemimpinan Gus Muhaymin Iskandar.
Selain mengunjungi Kia di atas, anggota Shuro Andi Muaviya Ramli, Taufik Abdullah dan Kiai Otang Abdurrahman bertemu dengan Ketua Umum Gus Muhaimin, sesepuh NU K.H. Syukron Makmun dan KH. Maruf Amin yang juga menjabat Wakil Presiden Republik Indonesia.
Kedua sesepuh tersebut telah menyatakan dukungannya terhadap PKB di bawah kepemimpinan Gus Muhaimin. Bahkan mereka siap menghadiri Kongres PKB di Bali pada 24-25 Agustus 2024, kata Taufiq Abdullah.
Beberapa daerah juga menggelar acara silaturahmi kiai seperti Malang, Semarang, dan Majalengka.
Sebelum agenda unjuk rasa, digelar rapat terbatas Dewan Pengurus yang dihadiri tokoh-tokoh PKB, seperti Alvi Sihob, A.S. Hikam, H. Orifin Junaidi, H. Munim DZ, Masduki Baidhavi dan sejumlah tokoh lainnya.
“Semua berharap muktamar dapat berjalan lancar dan sesuai arahan para sesepuh NU mampu menjadi wadah bagi perjuangan PKB. ibu dari Imanulhak. (*/jpnn)