Ingatkan Bahaya Politik Identitas, IYN Dorong Partisipasi Aktif Masyarakat di Pilkada Serentak 2024

saranginews.com, JAKARTA – Mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Pemuda Indonesia (IYN) menggelar diskusi terbuka jelang Pilkada Serentak 2024 di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu, (18/08).

Mengusung tema “Sukses Pilkada Serentak 2024, Aman dan Damai Tanpa Politisasi Politik Identitas dan SARA”, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga integritas dan perdamaian dalam proses pemilu.

Baca juga: MUI Riau Pilih Pemilu Damai, Bumi Harapkan Politik Identitas pada Lancang Kunin

Dalam pidatonya, Presiden IYN Rizqi Ahmed Bayhaqi menekankan bahwa persatuan nasional harus melampaui kepentingan politik yang sempit.

“Kami sebagai mahasiswa mempunyai tanggung jawab moral untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya politik identitas dan politisasi isu SARA. Kita harus bersinergi untuk menjamin Pilka 2024 berjalan aman dan damai.

Baca Juga: Remehkan Politik Identitas dan Dinasti, FBR dan Ikama Dukung Ganjar-Mahfud

Diskusi ini menghadirkan dua narasumber, Ahmed Zidni Jamjami dari Lembaga Pengawasan Pemilu Nasional PRODEWA dan Wahyu Al Fajri dari PTNU BEM Corpus seluruh Indonesia.

Ahmed Zidni mengingatkan, politik identitas dan SARA kerap dijadikan alat untuk memecah belah masyarakat, terutama melalui jejaring sosial.

Baca juga: Pidato Akademik di UBH, Mahfoud Beberkan Alasan Hindari Politik Identitas

“Kita harus bijak menyikapi konten-konten yang beredar di media sosial. Jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal yang tidak benar dan dapat merusak keharmonisan antar warga,” ujarnya.

Wahyu Al Fajri sekaligus menyinggung permasalahan besar yang dihadapi generasi muda dalam menjaga kualitas demokrasi di Indonesia.

Menurut dia, indeks demokrasi yang menurun menandakan generasi muda kurang aktif berpartisipasi dalam politik.

“Sebagai mahasiswa, kita harus lebih dari sekedar penonton. Kita harus menjadi aktor aktif dalam menjaga dan meningkatkan demokrasi di negeri ini, termasuk menolak politik identitas dan praktik nepotisme yang masih terjadi. Harus,” kata Wahyu.

Sesi tanya jawab setelah ceramah dosen menunjukkan bahwa mahasiswa sangat bersemangat dalam menanggapi permasalahan yang dibahas.

Pilka, mahasiswa UIN Riyadh, Syarif Hidayatullah, menanyakan dampak tumbangnya pohon beringin dalam rangka pemilu, sedangkan Hadzril dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menanyakan upaya meningkatkan kesadaran pemilih akan bahaya tersebut. politik identitas dan SARA. Terungkapnya serikat mahasiswa tingkat dasar juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran untuk menolak nepotisme dan politik uang.

Diskusi ini diakhiri dengan kesimpulan bahwa mahasiswa harus terus mengawal proses demokrasi di Indonesia.

Mereka diharapkan menjadi agen perubahan yang berani menolak segala bentuk politisasi yang merusak persatuan dan kerukunan bangsa. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, para mahasiswa optimistis pada tahun 2024 nanti, Pilka bisa aman, damai, bebas dari politik identitas dan isu SARA (dll/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *