saranginews.com, BANGKALAN – Sejumlah Kiai dan Ulama menggelar Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama di Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (18/8).
Kiai Hus hadir di sana, termasuk H. Marzuki Muktamar, KH. Abduslam Shohib, Kh. Imam Jazuli, dan lain-lain.
Baca Semua: Kiai Cholil Minta Gus Imin Tak Bekerja di PBNU
Pertemuan para ulama tersebut membahas permasalahan terkait Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) baru-baru ini.
Majelis Alim Ulama dan Majelis Bangkalan mengajukan keputusan yang disebut Amanah Bangkalan.
Baca juga: Detail Baru Kasus Video Porno Audrey Davis, Pemeran Pria, dan Lokasinya
“PBNU karena Kongres Lampung jelas-jelas melanggar Qonun Asasi, AD-ART, Perkum, etika dan moral berorganisasi,” demikian poin pertama Amanah Bangkalan.
Pada poin kedua, PBNU karena Kongres Lampung terbukti secara sah dan meyakinkan telah menyelesaikan proses politisasi pusat NU dan menjadikan NU sebagai alat politik untuk mengambil kekuasaan melawan aturan organisasi dan HITHH 1926.
Baca Juga: Berita Terbaru Polisi Tentang Kasus Pornografi Anak
Untuk menjawab hal tersebut, para ulama menyepakati pada poin ketiga dan keempat untuk membentuk presidium keselamatan organisasi baru tersebut bersamaan dengan penyelenggaraan kongres luar biasa baru yang dengan nama antara lain H. Abduslam Shohib, Kh. Imam Jazuli, Kh. Imam Baehaki, Kh. Mohimin, Kh. Rosick Roghibi, bab. Shuhal Hudin Azmi, h. Fahmi, Kh. Wahono, K. Dimati, Kh. Haider Mohimin, dan Kh. Aguk Irak.
“Tugas utama Presidium adalah mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan menyatukan Bangkalan Amanah dengan pengurus pesantren se-Indonesia, PWNU & PCNU se-Indonesia, PCINU sedunia serta lembaga Banom dan NU,” bunyi poin kelima.
Selain itu, pada poin keenam, Majelis sepakat untuk mengadakan pertemuan lanjutan antar seluruh unsur Nahdlatul Ulama (NU) untuk mencari solusi cepat dan tepat atas berbagai permasalahan di NU, serta melihat langkah-langkah yang diharapkan dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut. Syarat pembangunan dan rekonsiliasi ke depan (Uhuwah Nahdliyah).
Presidium Nhdlatul Ulama diminta mengambil inisiatif untuk melaksanakan pertemuan tersebut.
“Presidium berhak mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan Nu,” tegas Kiai pada poin ketujuh.
Akhirnya para ulama sepakat, Sekretariat Presidium akan didirikan di Kasepuhan PP Denanyar Jombang, Jawa Timur. (kanan/jpnn)
Baca artikel lainnya… PCB tutup, dukung Aep Syaepuloh di Pilkada Karawang