Peringatan Detik-Detik Proklamasi ala Freeport di Tembagapura, Upacara di Atas Awan Berbuah Rekor MURI

saranginews.com, TEMBAGAPURA – PT Freeport Indonesia (PTFI) memperingati Detik-detik Proklamasi pada Sabtu pagi (17/08/2024) di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Di tengah cuaca dingin acara digelar di lembah berketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (msl).

= = = = = =

BACA JUGA: Freeport Football Academy rekrut 30 anak Papua jadi pelajar baru

Sekitar 1.000 orang mengantri di GOR Thembagapura. Diantaranya anggota TNI, perwira Polri, dan perwakilan berbagai cabang PT FI.

Udara dingin Tembagapura terasa hangat, terik matahari langsung menyinari tempat upacara.

BACA LEBIH LANJUT: Freeport Indonesia komit €300.000 untuk Merah Putih di Olimpiade Paris

Sekitar pukul 08.15 Waktu Indonesia Timur (WIT), parade perayaan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai.

PTFI juga menggelar acara serentak di tiga lokasi lainnya yaitu Smelter Freeport di Gresik-Jawa Timur, Kuala Kenkana-Timikan (300 peserta) dan Kantor PTFI Jakarta (400 peserta), yang dihadiri 300 peserta yang telah

BACA JUGA: Freeport Indonesia Kembali Cetak Sejarah, Smelter Gresik Mulai Beroperasi

Selain itu, acara fisik juga dipadukan dengan fasilitas online.

Direktur Utama PTFI Tony Venas bertindak sebagai pembawa acara. Komandan acara adalah Lettu Adi Syam Budiman/Garda Samudera dari Batalyon Infanteri 116, yang saat ini ditugaskan sebagai komandan kompi Kelompok Pengamanan Aset Kritis (Obvitnas) di Freeport-Indonesia.

Acara tersebut juga dihadiri oleh kelompok pengibaran bendera atau paskibra yang terdiri dari siswa-siswi SMA YPJ Tembagapura. Gwyneth Agustin Kafiar sebagai pembawa bendera dan Sang Duwarna Azfarara sebagai Atilla Revak, Dimas Henri Sutarjo dan Fernando Omaleng.

Serma Didik Prasetyo Bintoro, Kopda Santo Gultom, Bripda Febriandro Mark Rumbrapuk, dan Bripda Samuel Franklin Koridama bertugas menjaga bendera. Mereka adalah polisi Tembagapura dan pejabat Koramil.

Pada acara tersebut, pembaca teks pengumuman adalah Ahmad Ulya Hidayat, Wakil Presiden Departemen Pelayanan Pusat. Sementara itu, Direktur Divisi Penutupan Tambang dan Teknik Geoteknik PTFI Ayref Vijayanto menjadi pembaca Pembukaan UUD 1945.

Saat acara dimulai, suara kendaraan berat yang melaju masih terdengar dari waktu ke waktu. Namun seiring dengan dikumandangkannya Indonesia Raya dan dibacakannya teks Proklamasi Kemerdekaan RI, suara kendaraan pro tambang tak lagi terdengar.

Tony Venas saat menyampaikan amanat Inspektur Upacara mengatakan, PTFI telah berdiri lebih dari lima puluh tahun sejak didirikan pada tahun 1973. Perusahaan tambang raksasa ini selalu mengadakan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di Tembagapura.

“Merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia sudah menjadi tradisi di PT Freeport Indonesia,” kata Tony.

Selain itu, Tony menjelaskan kontribusi PTFI terhadap bangsa dan negara. Ia mengatakan, pada tahun 2023 saja, PTFI mampu membukukan keuntungan pendapatan langsung sebesar $2,7 miliar atau sekitar Rp41 triliun, baik berupa pajak, royalti, dividen, dan pembayaran lainnya.

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp9,1 miliar berupa manfaat langsung yang diterima Papua. Kontribusi lainnya adalah tunjangan.

“Pada tahun 2023, angka manfaat tidak langsung PTFI Indonesia mencapai $4,7 miliar atau sekitar Rp70 triliun berupa gaji karyawan, pembelian rumah, pengembangan masyarakat, pengembangan wilayah, dan penanaman modal dalam negeri,” ujarnya.

Tony juga menyoroti perkiraan PTFI pada tahun 2024 yaitu manfaat pendapatan langsung sebesar USD 5,6 miliar atau hampir Rp 90 triliun. Visi tersebut merupakan buah yang dihasilkan oleh 30.000 karyawan, manajemen, dan mitra PTFI.

“Rp 90 miliar untuk negara, artinya setiap kita (staf dan pengurus PTFI) akan berkontribusi sebesar Rp 3 miliar untuk bangsa dan negara,” kata Tony yang disambut tepuk tangan meriah para tamu undangan dalam acara tersebut.

Usai memperingati Detik-detik Proklamasi di Tembagapura, acara selanjutnya adalah hiburan. Sesi ini sangat ditunggu-tunggu oleh para peserta dan tamu.

Staf dari berbagai departemen PTFI berkolaborasi dengan masyarakat daerah menampilkan berbagai tarian. Warga asing pun ikut serta dalam acara ini.

Beragam lagu dan tarian indah dan primadona dari berbagai daerah nusantara dibawakan. Di akhir pertunjukan tari, para penari mengajak Tony dan istrinya Roshita Venas ke lapangan hijau untuk ikut menari.

Para tamu pun langsung keluar menuju alun-alun untuk berbaur dengan peserta acara sambil menari diiringi lagu-lagu Papua. Semua wajah tampak bahagia.

Upacara penutupan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia diakhiri dengan penampilan Raja Band. Berasal dari Jakarta, grup kondang ini menghibur dengan beberapa hits seperti Tulus, Jujur dan Cinderella.

Komisaris PTFI A.M. Fachir yang turut serta dalam acara tersebut menyampaikan rasa terima kasihnya. Mantan Menteri Luar Negeri ini tidak hanya mengapresiasi terselenggaranya upacara khidmat tersebut, namun ia terkesan dengan suasana dan sikap detik-detik kemerdekaan Indonesia di Tembagapura.

“HUT ke-79 kemerdekaan Indonesia benar-benar di atas awan,” kata Fachir sambil menunjukkan foto yang diambilnya.

Acara perayaan Detik-detik Proklamasi di Tembagapura juga dilengkapi dengan sertifikat dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Menurut pendiri MURI Jaya Suprana, upacara ala PTFI yang digelar di dataran tinggi Papua ini unik karena berbeda dengan acara serupa di wilayah lain di Indonesia.

PT Freeport kembali mencatatkan rekor prestasi di MURI yaitu upacara bendera tertinggi, kata Jaya dalam video singkat yang ditayangkan pada acara HUT ke-79 Republik Indonesia di Tembagapura.

Malam harinya PTFI juga menggelar upacara penurunan bendera di GOR Tembagapura. Acara digelar di bawah hujan lebat dan awan (saranginews.com).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *