Kasus Kematian Dokter Aulia, IDI Jateng: Sekolah Spesialis itu Tekanannya Luar Biasa

saranginews.com – SEMARANG – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah (Jateng) mendesak pihak berwenang mengusut tuntas kematian Aulia Risma Lestari (30) yang diduga bunuh diri. Ada dugaan bahwa mahasiswa kedokteran tersebut pernah dianiaya di masa lalu.

Ketua IDI Jateng Telogo Wismo Agung Durmanto mengatakan, pihaknya siap ikut mengusut penyebab meninggalnya mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) pada Program Khusus Pendidikan Kedokteran Anestesi (PPDS).

BACA JUGA: Perguruan Tinggi Ungkap Detail Baru Soal Bunuh Diri Mahasiswa Kedokteran Undip

“IDI akan mendorong dan ikut serta, jika terlibat akan memberikan bukti-bukti agar hal tersebut tidak terjadi lagi,” kata Telogo Wismo dalam siaran pers di Kantor IDI Jateng, Kota Semarang, Kamis (15/8) sore.

TW, sapaan akrabnya, mengatakan ke depan diperlukan tim untuk menilai kesehatan fisik dan mental peserta PPDS.

BACA JUGA: Penjelasan Kasus Bunuh Diri Mahasiswa Kedokteran Undip di RSUP Dr. Cariadis

“Karena disebut sekolah luar biasa, tekanannya besar baik secara fisik maupun psikis,” kata TW.

Katanya, pekerjaan dokter itu berat. Menurutnya, dokter yang menangani pasien, khususnya anestesi, sudah soal waktu, yakni soal waktu. kecepatan dan akurasi.

BACA JUGA: Mahasiswa Kedokteran Undip Diduga Bunuh Diri, Karena Tak Kuat Lagi?

“Ada sedikit lelucon bahwa perbedaan antara ahli anestesi dan orang normal adalah tidak apa-apa membuat semua orang pingsan, tapi tugas ahli anestesi adalah membangunkan seseorang yang pingsan,” ujarnya.

Diakuinya, hal ini memberikan banyak tekanan. Oleh karena itu, dia menegaskan, pemeriksaan rutin harus dilakukan agar anggota PPDS tetap menjalankan tugasnya secara maksimal.

Sehingga menjadi beban psikologis yang besar ketika pasien diberikan anestesi dan kondisinya tetap terjaga hingga bangun kembali, ujarnya lagi.

Seperti diketahui, Aulia Risma Lestari ditemukan tewas di pesantrennya di Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Senin malam (12/8).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencurigai adanya perundungan dalam kasus meninggalnya Aulia yang memutuskan mengakhiri hidupnya.

Atas pemeriksaan tersebut, Kementerian Kesehatan menghentikan sementara program Anestesi Undip yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUP) Dr. Kariadi Semarang.

Selain itu, Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena mengatakan, korban meninggal karena bunuh diri dengan menyuntikkan cairan obat ke tubuhnya.

Sisa obat yang disuntikkan melalui lengan juga ditemukan di dekat korban. Polisi masih menyelidiki alasan korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Termasuk dugaan intimidasi dokter senior yang dialami korban.

Sementara itu, Undip membantah adanya perundungan yang menimpa Aulia Risma Lestari yang diduga merenggut nyawanya.

Direktur Pelayanan Terpadu dan Humas Undip Utami Setyowati mengatakan, dari pemeriksaan yang dilakukan tidak ditemukan bukti adanya ancaman terhadap dokter muda tersebut (mcr5/jpnn).

Artikel ini tidak dimaksudkan untuk mendorong siapa pun mengambil tindakan tersebut. Jika Anda mengalami gejala depresi dan pikiran untuk bunuh diri, segera hubungi psikolog, psikiater, atau orang yang ahli di bidang kesehatan mental.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *