saranginews.com, Jakarta Pusat – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan Indonesia di bidang keamanan siber menjelang hari jadinya yang ke-79.
Selain itu, Bamsoot mengatakan pengungkapan peretasan data negara baru-baru ini menunjukkan pentingnya keamanan siber.
Baca juga: Bamsoet, Bahlil dan Agus Gumiwang Bahas Calon Ketua Umum Kelompok Profesi
Hal itu disampaikannya saat berbicara pada Rapat Tahunan MPR RI dan Rapat Gabungan DPR RI dan DPD RI yang digelar di Gedung Parlemen Senayan Jakarta pada Jumat (16/8).
“Indonesia masih menempati peringkat kelima di Asia Tenggara dalam hal keamanan siber menurut Indeks Keamanan Siber Nasional,” kata politisi kelompok profesional itu, Jumat.
Baca juga: Bamsoet Sebut Ribuan Tamu Akan Hadiri Musyawarah Tahunan MPR 2024 Besok
Bamsoot mengatakan, dunia saat ini sudah memasuki era Internet, yang berarti operasi militer dapat dilakukan dalam jarak jauh, lebih cepat, lebih akurat, dan lebih presisi.
Melihat hal tersebut, mantan Ketua DPR RI ini mengusulkan pembentukan satuan militer di lingkungan TNI Angkatan Darat yang bertanggung jawab menangani permasalahan siber.
Baca juga: Bamsoet dorong amandemen undang-undang darurat untuk mengatur kepemilikan senjata
“Sudah saatnya Indonesia segera bersiap membentuk kekuatan keempat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan menghadirkan kekuatan siber. Hal itu hadir untuk memperkuat tiga kekuatan yang ada yaitu angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara Bamsoot.
Mantan jurnalis ini percaya bahwa membangun kekuatan siber di dalam tubuh militer Indonesia sangatlah penting mengingat posisi geopolitik Indonesia yang rapuh.
“Malaysia, Singapura dan Australia yang tergabung dalam Five-Nation Defense Arrangement (FFDA) bersama Selandia Baru dan Inggris secara langsung berhadapan dengan Trident negara-negara Persemakmuran,” kata Bamsoot.
Dalam pidatonya, beliau juga menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk secara bertahap mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengurangi proporsi energi terbarukan dalam penggunaan energi fosil.
Ia mengatakan: “Transisi energi ini merupakan tugas berat yang membutuhkan investasi besar dan tidak dapat diselesaikan hanya dalam tiga hingga lima tahun.”
Baca Artikel Lainnya… Bamsoet Resmikan Pameran Mobil Klasik Legendaris di PIM 2: Bukan Haydon, Ini Investasi