Di Hadapan Dirjen Nunuk, Guru PPPK &  Penggerak Minta Merdeka Belajar Dilanjutkan

saranginews.com, BENGKULU – Kunjungan Direktur Jenderal (Dirje) Staf Pengajar (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (GTK) Nunuk Suryan ke Provinsi Bengkulu menjadi berkah bagi tenaga pengajar Tanah Air dari Rafflesia.

Mereka tidak menyangka Kepala Nunuk akan berkunjung ke daerah mereka. 

BACA JUGA: Ada Banyak Formasi PPPK 2024 untuk Teknik honours di bidang ini

Suhaimi lulusan model pendidikan guru profesional (PPG) baru yakni kini PPPK mengaku terharu saat bisa bertemu langsung dengan kepala sekolah idolanya, Nunuk. 

“Sejak saya mendapat kabar Profesor Nunuk akan ke Bengkulu dan menginap di Hotel Mercure, saya setiap hari melewati hotel ini dan selalu menangis haru. Saya sangat ingin bertemu dengannya dan mengucapkan terima kasih, terima kasih Profesor Nunuk,” kata guru PPPK. di SMP Negeri 4 dengan ramah. 

BACA JUGA: Dirjen Nunuk Sebut Model Rekrutmen Guru PPPK, Persyaratan PPG, Honoraria Santai Saja

Ia mengatakan program Merdeka Belajar sudah sangat bagus sehingga harus dilanjutkan. Pengalamannya mengikuti program ini, ketika usianya sudah tidak muda lagi, ia bisa mengikuti PPG dan akhirnya menjadi PPPK. 

Jika Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tidak mengubah sistem PPG pada tahun 2021, Suhaimi mengaku tidak akan bisa mewujudkan keinginan ayahnya yang juga seorang guru honorer. 

BACA JUGA: Selain Paskibraka Hijab, Pimpinan BPIP pernah ribut soal agama, musuh terbesar Pancasila

Suhaimi sudah menjadi guru honorer sejak tahun 2012, namun sudah lama berhenti. Mimpinya untuk menjadi seorang guru terkubur dalam-dalam, dan suatu hari ayahnya memintanya untuk kembali menjadi seorang guru. 

“Ayah ingin saya menjadi guru, bukan petani. Alhamdulillah program PPG baru mengizinkan saya ikut di usia 32 tahun dan saya menjadi siswa tertua,” ujarnya. 

Yang terpenting, Suhaim menjadi ASN PPPK karena lulusan PPG mendapat sertifikat kualifikasi 100 persen saat seleksi PPPK. 

“Alhamdulillah Prof Nunuk, saya bisa memenuhi harapan orang tua saya dan saya satu-satunya orang di keluarga saya yang berstatus ASN,” kata Suhaimi dengan suara bergetar sambil menahan air mata. 

Pengalaman berbeda diceritakan oleh instruktur mengemudi Indah Herawati yang bertindak sebagai supervisor. Ia sangat merasakan bagaimana Merdeka Belajar membantunya mencapai impiannya menjadi sutradara. 

Saat mengikuti program instruktur mengemudi, Indah mengaku merasakan perubahan besar. 

“Saya berharap Merdeka Belajar bisa terus berlanjut karena dampaknya terhadap guru sangat luar biasa,” ujarnya. 

Sama seperti Suhaimi, Indah juga mengaku mengidolakan CEO Nunuk. Sejauh ini, dia hanya melihatnya secara langsung melalui Instagram. Betapa bahagianya dia saat mengetahui idolanya itu berangkat ke Bengkulu. 

“Aku sangat ingin bertemu langsung dengan Profesor Nunuk, saking inginnya aku pergi dalam mimpi. Mimpiku adalah aku melewatkan acara ini dan menangis,” kata Indah terharu. 

Menanggapi keluhan para guru, Kepala Sekolah Nunuk mengatakan seluruh kabupaten yang dikunjunginya meninggalkan pesan yang sama dan tetap melanjutkan kebebasan belajar. 

Ia berjanji akan menyampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bahwa para guru di Bengkulu ingin praktik baik Merdeka Belajar terus berlanjut. 

“Saya selalu lewat Bengkulu, tapi baru pertama kali berkesempatan mampir saat itu. Ternyata guru-guru di sini hebat-hebat dan saya sendiri yang merasakan dampak dari Merdeka Belajar. Saya akan sampaikan keinginan para guru, Pak Menteri,” pungkas. (esy/jpn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *