saranginews.com, KARAWANG – Polisi menangkap dua tersangka penyerangan terhadap seorang kiai dan seorang anggota Banser di Kabupaten Karawang.
Kedua penyerang berhuruf F dan S itu mencegat rombongan kiai yang hendak menghadiri undangan Dewan Islam Al Baghdadi.
Baca juga: Polisi Masih Ditahan karena Pengeroyokan 22 Pejuang PSHT Ditangkap
Penyerangan terjadi pada Sabtu (8/10) sekitar pukul 21.30 WIB di Jalan Raya Pasarbaru, Dusun de Warudoyong, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, kata Kapolsek Karabang Edwar Zulkarnaen.
Saat itu, rombongan sedang berada di sekitar Karawang dan beberapa sepeda motor menghadang puluhan orang.
Baca juga: Polisi Tetapkan Dua Tersangka Penyerang Fotografer SYL
Banyak penulis yang kemudian bertanya kepada para korban tentang nama yang mereka cari. Meski tidak dapat disebutkan namanya, pelaku menyerang korban dan kendaraan yang ditumpanginya.
“Korban yang dianiaya ada dua orang,” kata Edwar dalam jumpa pers, Jumat (16/8).
Baca juga: Tersangka Kalahkan Bos Rental Mobil di Patti, Sembunyi di Sini
Polisi menangkap para penyerang, termasuk dua helm, satu rompi hitam, sepasang rompi, sepasang sepatu, sepasang Vespa, dua sepeda hitam, sebuah telepon genggam dan dua surat izin mengemudi. Identifikasi penyusup.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 170 KUHP karena perbuatan tercela.
“Mereka terancam hukuman maksimal lima tahun enam bulan penjara,” ujarnya.
Menurut Edwar, karena banyaknya pelaku penyerangan saat kejadian, polisi masih melakukan operasi untuk mencari tersangka lainnya.
Untuk tim yang melakukannya, Pak Edwar belum memastikan detailnya.
“Kita sedang selidiki, mari kita bekerja, karena ini masih penyelidikan, jadi belum diketahui penyebabnya.”
Sementara itu, dilansir situs resmi NU Online, Pengurus NU Karawang Ahmad Ruchyat Hasby membeberkan waktu terjadinya penyerangan terhadap kiai dan spanduk di Karawang pada Sabtu malam (8/10).
Belakangan diketahui, tokoh NU yang terkena dampak dari kelompok tak dikenal tersebut adalah KH Ihsanudin Al Baedowi, seperti Rais Syuriyah, MWCNU Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, serta Banser Bekasi dan pengasuh Pondok Pesantren Manbaul, Ulum Karawang . Syarif.
Ruchyat, yang bermarga Kang Uyen, mengatakan, kejadian itu bermula saat rombongan mendatangi tempat salat Pondok Pesantren Al Baghdadi. Namun dalam perjalanan, rombongan singgah sejenak di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Rengasdengklok, hanya berjarak 1 km dari tempat salat.
Tim kemudian melanjutkan. Namun dalam perjalanan, sekelompok orang tak dikenal saling berhadapan sebelum mencapai Sekolah Dewan Islam Al Baghdadi.
Pukul 21.00 WIB rombongan keluar dari Pesantren Manbaul Ulum dan dihadang di tengah jalan oleh lima unit sepeda motor berpelat B. Tak lama kemudian, ratusan orang membuntuti mereka. Tertulis ‘Majelis Al Bahar’ Ruchyat dikatakan.
Rata-rata sepeda tersebut berpelat nomor B, menandakan kemungkinan bukan dari Karawang.
Peristiwa tersebut diduga merupakan penyerangan yang salah sasaran. Massa menduga penumpang mobil tersebut adalah KH Imaduddin Utsman al-Bantani, pengurus Pondok Pesantren Nahdlatul ‘Ulum, Tangerang, Banten.
Karena terhalang, mobil berhenti. Massa mulai mendekati mobil dan bertanya kepada Kiai Imaduddin Banten. Mereka mengira Kiai Imaduddin Al-Bantani ada dalam rombongan. Mereka mengira Kiai Imad hadir. Perjalanan itu terjadi. Ruchyat mengatakan, Sekolah Islam Baghdadi di Karawang sebenarnya tidak ada.
Ruchyat mengatakan, Kiai Asep dan Kiai Ihsan awalnya hendak keluar dari mobil untuk menemui massa, namun dihentikan oleh Ao Mauludin (Banser) dan Arsanu (Santri Kiai Asep) yang juga berada di dalam rombongan.
Banser justru menghalangi Kiai Asep dan Kiai Ihsan untuk keluar dari mobil dan tidak menjadi korban, ujarnya.
Usai pengeroyokan, kelompok tersebut membawa Mauludin (Banser) dan para pelajar ke rumah sakit untuk diautopsi, dan hasilnya dilaporkan ke Polsek Rengasdengklok dan Karawang. (mcr27 / jpnn)