saranginews.com, CIREBON – Rangkaian kegiatan Pekan Sastra Cirebon terus berlanjut pada Juli hingga September 2024.
Acara yang bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan sastra di kalangan pelajar ini diselenggarakan oleh Rumah Rengganis dan didukung oleh Departemen Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Seni – Badan Pengembangan dan Pengembangan Bahasa – Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra.
BACA JUGA: Kabar Baik, Kemendikbud dukung program bantuan pemerintah untuk komunitas sastra
Kegiatan Pekan Sastra Cirebon meliputi workshop penulisan puisi, lomba baca puisi tingkat mahasiswa, perkemahan sastra, penerbitan buku puisi, diskusi sastra, bazar buku, dan magang sastra.
Direktur Yayasan Rengganis Institute, Nissa Rengganis berharap Pekan Sastra Cirebon dapat menginspirasi generasi muda Cirebon untuk berkarya dan terjun di bidang sastra.
BACA: Blue Day Konfirmasi Akan Gelar Konser Lagi di Jakarta
Agenda tersebut sekaligus menjadi ajang pertemuan antar aktivis Cirebon Raya.
Menurutnya, pengenalan terhadap karya sastra generasi baru merupakan hal yang mendesak di tengah permasalahan tanah air saat ini.
BACA: Kontroversi Sheila di Tempat Konser Ketujuh, Pj Wali Kota Bandung Usul ke Sini
“Melalui karya sastra, seseorang tidak hanya mengembangkan gagasan yang dapat digunakan untuk membangun bangsa, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan nilai kearifan lokal kepada generasi baru. Kearifan lokal inilah yang nantinya menjadi identitas wujud bangsa Indonesia. bangsa,” kata Nissa Rengganis, Kamis (15/8).
Rumah Rengganis didirikan pada tahun 2019. Banyak agenda yang digelar di Rumah Rengganis, mulai dari business talk, workshop menulis, malam puisi, lomba menulis, hingga presentasi dari sejumlah penulis lokal dan nasional.
Rengganis House didesain sebagai ruang komunitas, kedai kopi dan perpustakaan kecil dengan koleksi ribuan buku berbagai topik yang dapat diakses secara gratis.
Pekan Sastra Cirebon mengangkat tema perjuangan sastra dalam kisruh sejarah kota.
Sejauh ini, upaya untuk menciptakan sejarah dapat dicatat namun masih jauh dari sempurna dan efektif.
Cirebon yang dianggap sebagai salah satu Kota Pusaka di Indonesia bahkan memiliki sejarah yang sangat kelam.
Namun, cerita terus berlanjut seiring berjalannya waktu. Berbagai peristiwa di masa lalu meninggalkan tumpang tindih dan kesinambungan di masa kini.
Dalam hal ini sastra Cirebon hadir sebagai pengamat dan penafsir berbagai tanda dan gejala.
Oleh karena itu, dalam kerangka sejarah, karya sastra di Cirebon yang memuat tafsir tentang kota menarik untuk dibaca.
Sebagian besar karya sastra di Cirebon berhasil menghadirkan tafsir dan citarasa yang dapat dituliskan sebagai perspektif alternatif dalam sejarah.
“Oleh karena itu, agenda Pekan Sastra Cirebon dapat dijadikan sebagai upaya kecil untuk menelusuri gejolak sejarah kota tersebut,” pungkas Nissa. (hh/tttt)