Presiden Jokowi Bertanya Joni Itu Siapa? Video Lama Viral Lagi

saranginews.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan nasib Yohanes Ande Kala alias Joni yang ingin menjadi prajurit kepada Panglima TNI.

Joni merupakan pelajar yang viral karena memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus di Kabupaten Tapal Bata, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2018.

BACA JUGA: Dialog Presiden Jokowi dan Joni, Pemanjat Tiang

Semuanya ada aturannya. Serahkan saja pada Panglima, kata Jokowi di sela-sela kegiatan di IKN, dilansir Antara, Rabu (14/9).

Sebelumnya, Presiden Jokowi berjanji Joni akan segera diterima di TNI karena aksi heroiknya pada tahun 2018.

BACA JUGA: Paskibraka 2024 Harus Rela Buka Hijab, PKS Sentil BPIP

Namun saat ini Joni belum lolos tes fisik untuk bergabung dengan TNI karena memiliki kendala tinggi badan. Video janji Jokowi kepada Joni viral.

Sementara itu, video Presiden Jokowi diwawancarai soal nasib Joni yang ingin menjadi tentara viral di jejaring sosial X.

BACA JUGA: Larangan Hijab untuk Paskibraka, Cholil Nafis MUI: Pulang Saja

Pantauan saranginews.com, ada dua video terkait hal tersebut yang viral. Pertama, saat Jokowi diwawancarai wartawan soal nasib Joni yang tak lolos seleksi TNI.

“Siapa Johnny?” kata Presiden Jokowi bertanya kepada wartawan.

Usai menjelaskan Joni dijanjikan masuk TNI, Jokowi mengatakan semuanya ada aturannya.

“Ya, semuanya ada aturannya. Serahkan pada Panglima,” lanjut Presiden ketujuh RI ini.

Lalu, viral juga video lawas Presiden Jokowi yang menjanjikan Joni akan langsung diterima saat mendaftar masuk TNI.

Video kedua ini menampilkan momen Presiden Jokowi mengajak Joni dalam sebuah acara di Istana Negara.

“Kamu ingin menjadi apa?” kata Presiden sambil menanyakan cita-cita Joni.

“Prajurit,” jawab Joni yang saat itu masih duduk di bangku SD.

“Kalau mau jadi tentara ya, langsung daftar ke Panglima (TNI). Langsung diterima, itu saja. Jaga kesehatan,” kata Jokowi kepada Joni.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Maruli Simanjutak menjelaskan Joni harus menjalani tes kebugaran sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Oleh karena itu, Joni tetap harus mengikuti proses seleksi menjadi anggota TNI, kata Maruli usai meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.

Untuk dapat diterima menjadi prajurit, kata KSAD, perlu memenuhi tiga hal penting, yakni tes psikologi, mental ideologi, dan kesehatan. Jika ketiga poin ini terpenuhi dan baik maka akan menjadi prioritas untuk diterima.

Dia mengatakan, setiap tes penting untuk menghasilkan prajurit berkualitas yang mampu menjalankan tugasnya dalam situasi apa pun, seperti tes kesehatan dan tes psikologi untuk menguji kemampuan calon anggota TNI dalam mengelola stres.

Saat ini, kata Jenderal TNI Maruli, Joni yang berusia 19 tahun sedang mengikuti seleksi baru untuk menjalani pemeriksaan psikotes dan kesehatan (ant/gemuk/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *