Ketum Patria Gustaf Soroti Keputusan Airlangga Mundur dari Ketua Umum Golkar

saranginews.com, Jakarta – Ikatan Alumni Satwa Liar Indonesia (Patria) menyoroti keputusan Ketua Umum DGP Augustine Tamo Mbapa (Gustaf) Golkar yang mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Pasalnya, keputusan Irlandia mundur pada Sabtu malam (10/8) terbilang mengejutkan. Akibat angin dan hujan, Airlanga Hartarto tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu malam (10/8/2024).

Baca juga: Petrus Celestinus: Pengaruh Asing Terhadap Golkar Harus Dilawan.

Hal itu dilakukan Jumat (9/8/2024) seusai pertemuan tatap muka dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Perekonomian, di Gedung Negara, Jakarta.

Menurut Gustaf, keputusan Airlanga mundur dari Ketum Golkar merupakan pertanyaan lumrah.

Baca Juga: Tak Perlu Ubah Aturan Serikat Pekerja, Bahlil Bisa Maju Sendiri untuk Jabatan Ketum Golkar.

Menurut Augustine Gustaf, biasanya ada dua alasan seseorang mengundurkan diri dari jabatan ketua umum suatu kelompok atau organisasi/organisasi. Pertama, orang yang terlibat kasus tersebut harus dicurigai karena terlibat korupsi

Kedua, konflik internal atau ketidakpercayaan dari manajemen kepada CEO.

Baca Juga: Ini Rumor Carper Jatuhkan Pemecatan ke Golkar!

Saat ditemui di Sekretariat DJP Patria, Gedung Jaya Jalan MM Thamrin, Rabu (14/8), Gustaf mengatakan, pengunduran diri Ketua Umum Partai Golkar Irlanga Hartarto merupakan pertanyaan yang lumrah. .

Menurut Gustaf, Partai Golkar harus menjelaskan dirinya kepada publik karena partai ini lahir dari rakyat.

Makanya Patria meminta Golkar menjelaskan alasan Airlonga mundur, kata Gustaf.

Lebih lanjut, Gustaf menilai Partai Golkar sebagai partai yang kuat, matang, dan modern sebenarnya pernah mengalami situasi yang tidak seharusnya dialami oleh ketua umum.

“Partai Golkar adalah partai yang kuat dan modern, bagaimana mungkin pemimpin umum bisa mundur begitu saja?” Menurut Gustaf, ini pertama kalinya dalam sejarah tim kiper.

Gusfoff, lulusan ilmu politik Universitas Indonesia, mengenang peristiwa Golkar saat ini dan mengingatkan bahwa demokrasi Indonesia tidak lagi melalui sistem konvensi nasional karena pimpinan partai politiklah yang bertanggung jawab. Pengunduran diri

Gustaf mengatakan hal ini dapat menimbulkan spekulasi publik dan melemahkan proses demokrasi.

Meski demikian, Gustaf Golkar menyambut baik inisiatif penunjukan Pejabat Golkar (PLAT) dalam rapat seluruh partai DP.

Petrus Celestinus S., koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDA), berpendapat bahwa Golkar, sebagai partai politik yang besar, kuat, dan modern, tidak boleh dijadikan alat permainan kekuasaan pragmatis oleh siapa pun, termasuk pihak luar. Presiden Jokowi

Oleh karena itu, meskipun Airlanga Hartato telah mengajukan dan membacakan secara tertulis permohonan pengunduran diri DP Golkar, Partai Golkar berhak ‘menyetujui atau menolak’ permohonan pengunduran diri DP tersebut,” kata Petrus Celestins dari Jakarta (12/8/). 2024). (Jumat/jpnn) Yuk tonton juga video ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *