saranginews.com, CIPUTAT – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid atau akrab disapa Gus Jazil kembali diangkat menjadi Ketua Umum Ikatan Alumni PTIQ (IKAPTIQ) hingga tahun 2027.
Pengangkatan Gus Jazil sebagai Ketua Umum terjadi bersamaan dengan agenda Silaturahim Nasional (Silatnas) IKAPTIQ yang digelar di Wisma Syahida Inn Ciputat pada Sabtu (10/8).
BACA JUGA: Universitas PTIQ Perkuat Wawasan Kajian Al-Quran Melalui Seminar Internasional
Pada tahun 1971 hingga tahun 2020, lulusan PTIQ mengikuti ajang Silat Nasional IKAPTIQ yang bertajuk “Melindungi Arah Baru Universitas PTIQ Menyambut Jakarta Golden Indonesia 2045”.
Selain itu, turut hadir pula Presiden Yayasan Pendidikan Al-Quran Zakky Siradj dan Wakil Rektor I PTIQ Universitas Jakarta Imam Addaruqutni.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid Minta PTIQ Kaji Empat Rukun Dari Sudut Pandang Al-Qur’an
Temu wisudawan nasional ini menyampaikan gagasan-gagasan utama strategis bagi kemajuan PTIQ yang menjadi universitas.
Hal itu terungkap dalam dialog para pembicara lulusan PTIQ yang pernah mengepalai perguruan tinggi.
BACA JUGA: PTIQ Institute adalah Titik Awal Gerakan Quran Indonesia
Gus Jazil mengucapkan terima kasih atas kepercayaan lulusan PTIQ yang kembali mempercayakannya menduduki jabatan Ketua Umum IKAPTIK.
“Kita berharap amanah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan PTIQ kedepannya akan semakin berkembang. Apalagi saat ini sudah menjadi universitas,” kata Gus Jazil dalam keterangannya, Senin (12/8).
Deda, lulusan PTIQ tahun 1977 di Rusia, menceritakan banyak hal penting yang membuat PTIQ menjadi universitas hebat, antara lain banyaknya mahasiswa asing dan guru asing yang belajar di PTIQ. “Juga berapa banyak mahasiswa PTIQ yang ikut sandwich di universitas luar negeri? Berapa publikasi di jurnal-jurnal terkenal yang terindeks di dunia seperti Scopus? Dan masih banyak lagi,” ujar Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2019.
Pendapat serupa juga diungkapkan Masykuri Abdillah bahwa PTIQ harus memenuhi delapan standar universitas agar bisa bersaing dengan universitas lain.
Menurut Masykuri, lulusan PTIQ bagus karena instrukturnya mumpuni dan fasilitas memadai.
Selain itu, universitas dan pengelolaan keuangannya harus baik.
“Salah satu yang bisa menurunkan nilai PTIQ adalah rektor tidak boleh menjabat lebih dari dua periode,” kata lulusan angkatan 1977 yang kini menjadi staf khusus Wakil Presiden RI 2019 itu. 2024.
Sementara itu, Musni Umar mengatakan PTIQ sebaiknya kembali ke program kemahasiswaan daerah seperti saat perguruan tinggi berdiri.
Meski demikian, Rektor Ibnu Chaldun menyampaikan agar lulusan PTIQ tidak hanya fokus pada agama dan pendidikan saja.
Pada tahun 1972, lulusan Sulawesi Tenggara ini menegaskan: “PTIQ harus mendidik khalifah sesuai dengan ajaran Al-Quran, tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam berbagai bidang kehidupan ekonomi, politik, dan sosial.” (mrk/jpnn)