saranginews.com – JAKARTA – Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlanga Hartarto disebut mundur karena tekanan politik kuat dari aparat.
Pasalnya, menjelang Kongres Nasional Partai Golkar Desember mendatang, Airlanga tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya.
Baca juga: Airlanga Hartarato Mundur, Golkar Masih Dukung Dedi Muliadi?
Alasan pengunduran dirinya pun terkesan umum, yakni fokus mengawasi peralihan kekuasaan dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru.
Diketahui, Airlanga pernah menduduki dua jabatan penting namun hal tersebut tidak pernah menjadi masalah. khususnya Ketua Umum Partai dan Menteri Koordinator Perekonomian.
Baca juga: Istana Bantah Mundurnya Airlanga Ada Kaitannya dengan Jokowi
“Jadi sepertinya ini menunjukkan siapa lagi yang berkuasa saat ini,” kata Ujang Komaruddin, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia yang ingin menjabat sebagai Presiden Jenderal. Tampaknya dia ingin menggulingkan AirLanga, rakyatnya.” atau pengurus lainnya,” kata Ujang Komarudin, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, dalam keterangannya, Senin (8 Desember).
Tekanan politik apa yang bisa memaksa Airlanga mundur? Ujang mengatakan, kemungkinan yang paling mungkin terkait dengan kasus hukum.
Baca juga: Tinggalkan Golkar Usai Airlanga Mundur, Baba Alun: Tepat Waktunya, Tuhan Sayang Saya
Ujang mengatakan, “Mungkin ada tekanan untuk memperparah kasus hukum. Rencananya, Airlanga akan dicopot agar Ketua Eksekutif (PLT) nantinya bisa digantikan oleh penerus kekuasaan saat ini.”
Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) menilai Golkar adalah partai besar. Pada Pemilu 2024, Golkar memperoleh perolehan suara terbanyak kedua setelah PDI Parjuangan.
Situasi ini sangat sugestif karena besar kemungkinan tercipta skenario yang membenarkan segala trik memenangkan partai berlambang pohon beringin tersebut.
Cara termudah adalah dengan menghilangkan jabatan Presiden Jenderal dan menggantinya dengan orang yang dapat dipercaya atau dikendalikan.
“Menurut saya, permainannya sangat jelas, menghalalkan segala cara untuk merebut Golkar dengan kekerasan. Pandangannya, besar kemungkinan orang-orang yang bergerak di Golkar akan dikuasai dan dikendalikan,” ujarnya.
Menurut Ujang, Golkar kini punya kesempatan menunggu hingga Desember untuk menyelenggarakan Munas 2024.
“Kalau bukan rapat nasional berarti ada PLT (Direktur Eksekutif). “Sepertinya Plt yang memegang kendali,” kata Ujung.
Ketua DPP Partai Golkar Airlanga Hartarto sebelumnya mengumumkan pengunduran dirinya, efektif mulai Sabtu (8 Oktober).
Ia memutuskan mundur setelah mempertimbangkan dan menjaga keutuhan Partai Golkar untuk menjamin stabilitas proses transisi pemerintahan dalam waktu dekat.
Airlanga dalam keterangannya, Minggu (8/11), mengatakan, “Dengan mengucapkan BismillahirRahmanirRahim, dan atas petunjuk Tuhan Yang Maha Esa, saya mengumumkan pengunduran diri saya sebagai Ketua DPP Partai Golkar.” (gir/jpnn) Video terpopuler saat ini:
Baca artikel lainnya… Pengamat Ungkap Alasan Airlanga Mundur dari Ketum Golkar, Sebut Prabowo dan Jokowi