Ahli Kesehatan Sebut Obesitas Anak Tak Berkaitan dengan Air Minum Dalam Kemasan

saranginews.com, Jakarta – Prof. Dr. Prof., Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). PhD. Rini Sekartini, Sp.A (K) menyatakan obesitas pada anak tidak berhubungan dengan minum air galon botol polikarbonat (AMDK).

Ia menjelaskan, obesitas pada masa kanak-kanak terutama disebabkan oleh anak yang makan terlalu banyak dan kurang aktivitas fisik. “Penyebab utama obesitas pada anak ada dua, yaitu konsumsi makanan berlebihan dan aktivitas fisik yang kurang. Jadi tidak ada hubungannya dengan galon air minum polikarbonat,” kata Profesor Rini seperti dikutip, Senin (12/8), menjelaskan bahwa anak-anak Pemberian makanan sebaiknya berdasarkan kebutuhannya yang sering dijadikan patokan usia anak.

Baca Juga: Soal BPA Hanya Hoax, Ini Alasan Konsumen Tak Perlu Ragu Konsumsi Galon Polikarbonat AMDK

Untuk anak prasekolah, kebutuhannya kurang lebih 100-110 kalori per kilogram berat badan (kal/kg BB), dimana berat badan yang digunakan ideal untuk usia anak.

Sedangkan untuk anak usia sekolah, aktivitas fisik yang dianjurkan adalah 30-60 menit sehari, tiga kali seminggu.

Baca Juga: Kasus Kanker Meningkat, Waspadai Konsumsi AMDK yang Mengandung Bromat

Biasanya, kata Dr. Di sini aktivitas fisik tergolong aktivitas aerobik.

Namun faktor genetik juga mempengaruhi risiko obesitas pada anak, ujarnya.

Baca juga: Pola Makan Salah Picu Obesitas pada Anak

Oleh karena itu, tegasnya, obesitas pada masa kanak-kanak tidak ada kaitannya dengan konsumsi galon air polikarbonat.

“Secara umum, air itu sendiri tidak mengandung zat yang menjadi faktor risiko obesitas,” ujarnya. Direktur Jenderal Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo meminta masyarakat tidak begitu saja percaya dengan pemberitaan yang mencela air minum botol polikarbonat (AMDK).

“Jangan percaya rumor-rumor tersebut sebelum akademi memberikan rekomendasi,” kata Hastot. “Itu pedomannya. Kalau hanya rumor, tidak bisa dijadikan pedoman, katanya, kalau ada.” sudah ada bukti bahwa meta-analisis atau metode statistik dapat menggabungkan dua atau lebih penelitian asli sebelum makanan atau minuman tersebut dianggap berbahaya.

Artinya terdapat bukti dari meta-analisis atau analisis statistik antar pusat studi.

Artinya, misalnya ada pusat penelitian di Australia, Amerika, China, dan Asia, dan hasilnya sama. Ya, itu hanya saran. Tapi, sejauh ini, belum ada yang menunjukkan hasil seperti itu. ,” ujarnya, tanpa rekomendasi dari Fakultas Antropologi tidak bisa direkomendasikan sama sekali. Menurut dia, sejauh ini Dewan Antropologi belum memberikan rekomendasi pelarangan penggunaan air galon polikarbonat. kata dokter. Hastow mengatakan, permasalahan galon air polikarbonat yang disebut-sebut berkontribusi terhadap obesitas pada anak, belum terbukti.

Menurutnya, hal itu belum bisa dijadikan pedoman untuk menerapkan larangan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan bukti dari akademi untuk merekomendasikan pelarangan air galon polikarbonat, pungkas Hastow. (mcr10/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *