saranginews.com JAKARTA – Seorang korban yang ditahan di Myanmar berinisial SA (27) mengatakan 15 warga negara Indonesia (WNI) mengalami nasib yang sama dengannya sehingga akan mudah untuk dibebaskan.
“Warga Indonesia di sini ada 15 orang, jadi saya yakin kemampuan bertindak mandirinya bagus,” kata SA. dalam pesannya kepada keluarganya di Jakarta, Senin (8 Desember).
Baca Juga: Rekan Jukira Saling Tusuk di Pekanbaru, Korban dan Pelaku Dilarikan ke Rumah Sakit
SA memutuskan bahwa potensi pembebasan lebih besar terjadi pada segelintir orang karena mereka tidak sendirian.
Senada, sepupu SA, Johanna (35), membenarkan pernyataan SA.
Baca juga: Jasa Rahardja dan pemangku kepentingan bahas kebijakan santunan selektif bagi korban kecelakaan lalu lintas
Katanya ada 15 WNI yang bersamanya, makanya dia menelepon saat itu, kata Yohanna di Mabes Polri.
Namun Johanna belum bisa menjelaskan secara detail status WNI lainnya.
Baca juga: Puluhan Santri Dicabuli oleh Pimpinan Pondok Pesantren di Karawang
Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah, Rina Komaria, diplomat muda Kantor Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, mengakui akses terhadap upaya penyelamatan WNI yang ditahan terbatas.
Apalagi, situasi di zona konflik Myanmar juga diketahui sulit.
“Pemerintah Indonesia terus berupaya melalui KBRI Yangon untuk memastikan WNI yang berada di wilayah tersebut dapat meninggalkan wilayah tersebut dengan aman,” kata Rina.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan otoritas Myanmar masih mengoordinasikan penahanan warga Jakarta Selatan (Jaxel) berinisial SA (27) di negara tersebut karena dijanjikan pekerjaan dengan gaji Rp150 juta. .
Myanmar konon dianggap sulit karena dikuasai kelompok bersenjata.
Informasinya, SA disiksa dan tidak ditahan karena kini diminta membayar Rp478 juta agar bisa pulang dengan selamat.
Dilaporkan bahwa S.A. diajak temannya Risky bekerja di Thailand dengan gaji 10.000 dollar AS atau Rp 10.000. SA dan Risky akan berangkat pada 11 Juli 2024.
Sesampainya di Bangkok, Thailand, Afrika Selatan, Risky dan empat orang asal India lainnya masuk ke dalam mobil. Namun di tengah tur, SA putus dengan Risky dan berangkat ke Myanmar.
Pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Kementerian Luar Negeri, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Polda Metro Jaya untuk mencari hikmahnya. (antara/jepang)
Baca Artikel Lainnya… Mantan Sopir Nindy Ayunda Bekukan Kasus Penangkapan, Bareskrim Minta Turun Tangan