saranginews.com, NEW YORK CITY – Republik Islam Iran mengaku tidak ingin pembalasannya terhadap Israel merusak prospek perdamaian di Gaza.
Sentimen ini berbeda dengan apa yang diungkapkan para pejabat Iran setelah kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu.
BACA JUGA: Iran mengutuk keras tindakan Israel yang membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Saat itu, Teheran menuduh keras Israel dan berjanji akan membalas.
Kini, duta besar tetap Iran untuk PBB mengatakan mengakhiri pertempuran di Gaza adalah prioritas utama pemerintahnya.
BACA LEBIH BANYAK: Presiden Palestina Mengutuk Pembunuhan Pemimpin Hamas di Ibu Kota Iran
Sebagai negara paling menonjol di Timur Tengah yang mengkritik Israel dan sekutunya, Iran masih mengutuk eksekusi Haniyeh di Teheran sebagai pelanggaran keamanan dan kedaulatan nasional.
Namun, duta besar Iran untuk PBB menegaskan bahwa Teheran akan mendukung setiap perjanjian perdamaian yang diterima Hamas.
BACA JUGA: Begini Nasib Israel Haniyeh HAMAS di Iran
Iran menegaskan haknya untuk membela diri, namun juga menekankan bahwa pihaknya berharap tanggapannya tidak akan merusak kelanjutan gencatan senjata.
Penundaan Iran menyusul seruan para pemimpin Mesir, Qatar dan Amerika Serikat untuk menunda dan melanjutkan pembicaraan antara Israel dan Hamas.
Setidaknya 37.000 orang telah terbunuh akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober lalu menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas, kelompok oposisi Palestina.
Lebih dari 10 bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang membatasi pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ) yang memerintahkan Israel untuk segera menghentikan pasukannya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina melarikan diri dari perang sebelum serangan pada 6 Mei. (svos/ dil/jpnn)