saranginews.com – SURABAYA – Pertamina Patra Niaga membangun fasilitas sistem bahan bakar tangki dan hydrant di Aviation Fuel Terminal (AFT) di Juanda, Surabaya, Jumat (9/8).
Menurut Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, pembangunan fasilitas ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat operasional bisnis perseroan dan meningkatkan layanan pelanggan.
Baca Juga: 99 Persen Warga Gorontalo Gunakan Kode QR Saat Membeli BBM Pertalit
Dengan sistem ini, avtur dari fasilitas penyimpanan AFT Juanda secara otomatis dikirim melalui sistem pipa bawah tanah.
Proses pengisian pesawat juga akan memanfaatkan armada truk jenis hydrant dispenser.
BACA JUGA: Pakar ekonomi rekomendasikan Pertamina sesuaikan harga Pertamax di pasaran
Fasilitas baru ini bertujuan untuk meningkatkan keandalan pasokan di terminal Bandara Internasional Juanda Avtoor yang sebelumnya ditangani oleh truk bahan bakar.
“Dengan tangki bahan bakar dan sistem hydrant baru ini, kami dapat meningkatkan ketahanan cadangan avtur hingga 20 hari atau dua kali lipat dari kapasitas sebelumnya. Hal ini tentunya akan membantu penerbangan Terminal 2 Bandara Juanda menjadi lebih andal,” ujarnya. Riva Siahaan. .
BACA JUGA: Buka Peluang Bisnis di SPBU, Pertamina Patra Niaga Tawarkan Bisnis NFR
Menurut Riva, fasilitas baru ini juga dirancang untuk mengakomodasi karakteristik layanan penerbangan Terminal Bandara Juanda yang melayani penerbangan internasional.
“Kami memahami bahwa penerbangan internasional seperti penerbangan umrah dan maskapai asing berbadan lebar membutuhkan avtur dalam jumlah besar,” ujarnya.
Jadi, dengan adanya distributor hydrant yang memiliki debit aliran dua kali lipat, Riva optimistis Riva mampu memenuhi kebutuhan saat ini dengan lebih efisien.
“Pendistribusian avtur melalui hidran ini juga telah melalui teknologi filtrasi terkini dengan standar global untuk menjaga kualitas avtur yang disalurkan ke maskapai penerbangan,” ujarnya.
Pembangunan fasilitas sistem bahan bakar tangki dan hydrant juga telah mendapat persetujuan dan studi kelayakan operasional dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada Juni 2024 dan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (KESDM) pada Juli 2024.
Selain itu, peralatan yang terpasang juga dilengkapi fitur HSE yang mengacu pada standar minimum internasional seperti proteksi kebakaran, proteksi petir, dan proteksi katodik.
Saat ini, proses pengisian bahan bakar pesawat dengan sistem bahan bakar hydrant telah diterapkan di bandara-bandara besar lainnya seperti Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah Rai Bali, Khan Nadeem Batam, Kualanamu Medan, dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). (gir/jpnn)
Baca artikel lainnya… Pertachem bergerak cepat untuk menjual petrokimia aromatik berat ke pelabuhan Hazira.