Mengenal Penyakit Parkinson dan Cara Mengatasinya

saranginews.com, PALEMBANG – Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif (akibat penuaan sistem saraf) yang mempengaruhi pergerakan dan keseimbangan penderitanya.

Gangguan ini sering ditandai dengan tremor, inkoordinasi, dan kekakuan otot.

BACA JUGA: Kopi jenis ini terbukti dapat melindungi otak dari penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah orang yang didiagnosis penyakit Parkinson di Asia adalah antara 2 dan 8 orang per tahun di Tiongkok dan Taiwan.

Kini di Singapura dan Jepang, tercatat 6-8 orang setiap tahunnya yang berusia 60-70 tahun.

BACA JUGA: Penyakit Parkinson bisa bermula dari keterikatan

Dr Theresia Christine, dokter spesialis saraf di RS Siloam Sriwijaya, mengatakan orang yang berusia 60 tahun ke atas umumnya berisiko terkena penyakit Parkinson.

Dr. Theresia menjelaskan, Sabtu (10/8), “Selain faktor usia, pria lebih rentan terkena penyakit parkinson dibandingkan wanita. Efek obat anti inflamasi terkini.”

Baca juga: Vitamin mencegah kematian otak pada penyakit Parkinson

Dr. Theresia melanjutkan: “Faktor risiko cedera kepala parah adalah risiko terkena penyakit Parkinson.”

Ia menegaskan, penyebab pasti penyakit ini masih belum diketahui.

Dr. “Tetapi ada pula yang disebabkan oleh bakteri dan pestisida,” kata Theresia.

Gejala Parkinson bervariasi dari orang ke orang. Namun gejala yang paling umum pada penderitanya antara lain gemetar (tremor), gerakan lambat (bradikinesia), kekakuan otot, postur tubuh bungkuk, dan depresi.

Gejala lainnya berupa kesulitan menelan dan mengunyah, kesulitan buang air kecil, dan kesulitan berbicara.

“Penyakit Parkinson bersifat progresif. Penyakitnya semakin parah,” kata Teresia.

Ia memberikan beberapa rekomendasi untuk pengobatan penyakit Parkinson, termasuk terapi dopaminergik, terapi bicara, dan antidepresan.

Teresia menjelaskan: “Olahraga biasanya dilakukan untuk memperkuat otot, kekuatan dan kelenturan. Ya, cara tercepat untuk menyembuhkan penyakit Parkinson adalah dengan menanamkan chip otak. Namun pasien harus dipasangi chip tersebut selama lebih dari empat tahun.” .

“Jangan hanya gejala Parkinson saja dan langsung dimasukkan ke dalam chip.”

Sedangkan untuk biaya penanaman chip otak membutuhkan biaya 500-600 juta rupiah.

Teresia menyimpulkan: “Penempatan chip ini tidak sepenuhnya menyembuhkan pasien, namun berpotensi mengatasi penyakitnya.”

Direktur Bisnis Siloam Hospital Group, Angelia Agustin menambahkan, Siloam Hospital Group telah menyelenggarakan simposium kedokteran pada 10 Agustus 2024 bertajuk “Menjelajahi Wawasan Nefrologi dan Neurologi” yang dihadiri sekitar 70 pakar dan dokter umum se-Palembang. daerah sekitarnya.

“Tujuan dari simposium ini adalah untuk menyajikan, berdiskusi dan berbagi informasi terkini mengenai penanganan penyakit parkinson,” kata Angelia.

Angelia mengatakan, “Seperti yang dikatakan Dr. Theresia sebelumnya, penyakit Parkinson belum diketahui secara pasti, namun penyakit ini dapat berhasil diobati dengan Deep Brain Stimulation (DBS).” (mcr35/jpnn) 

BACA LEBIH LANJUT… Hepatitis C Dapat Menyebabkan Penyakit Parkinson

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *