Pakar Ekonomi Sarankan Pertamina Sesuaikan Harga Pertamax di Pasaran

saranginews.com – JAKARTA – Pertamina Patra Niaga mempertimbangkan penyesuaian harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax dengan harga global untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (UNHAS) Profesor Abdul Hameed Paddu mengatakan revisi harga Pertamax disebabkan oleh perubahan harga minyak dan anjloknya nilai tukar.

BACA JUGA: Buka Peluang Bisnis di SPBU, Pertamina Patra Niaga Tawarkan Bisnis NFR

Hamid kepada wartawan di Jakarta, Kamis (8/8): “Dalam kondisi fluktuasi harga minyak dan anjloknya nilai tukar, sebaiknya Pertamina menyesuaikan harga Pertamax agar tidak merugikan.”

Hamid mengemukakan hal tersebut karena Pertamina bukan hanya perusahaan milik negara, tapi juga perusahaan yang perlu mencari keuntungan dan menjaga stabilitas keuangan.

BACA JUGA: Pertachem bergerak cepat menjual petrokimia aromatik berat ke pelabuhan Hazira

“Pertamina juga harus melindungi perusahaannya untuk negara. Kalau (Pertamax) tidak naik, bisa berdampak serius pada keuangan BUMN,” ujarnya.

Menurut Hamid, pengelolaan bahan bakar nonsubsidi seperti Pertamax merupakan hak prerogatif Pertamina karena Pertamax terikat dengan harga pasar.

BACA JUGA: Pertamina Patra Niaga PSN Mendukung Penuh Pengolahan Bauksit Alumina

Oleh karena itu, jika Pertamina terus menaikkan harga Pertamax pasti berdampak langsung bagi perseroan.

Hamid menilai, meski Pertamina lebih besar dari Pertamax, paket harganya akan kompetitif dari segi harga.

“Pertamina tidak bisa menaikkan harga sebanyak yang mereka mau,” ujarnya.

Hamid juga menilai penting bagi Pertamina untuk memperbaiki sistem pengawasannya agar pengguna Pertamak tidak beralih ke Pertalit.

“Sekarang kalau mau isi Pertalit bisa dimonitor dengan alat digital. Dari situ nanti tahu setiap penggunaan Pertalit di setiap mobil. Tapi sistemnya perlu diperbaiki, terus dikembangkan, karena tergantung dinamikanya. informasi demi informasi,” katanya.

Sekadar informasi, harga BBM nonsubsidi Pertamax belum dilakukan penyesuaian sejak Maret 2024. Sementara pada awal Agustus 2024, SPBU swasta kembali menaikkan harga yang sama.

Dibandingkan harga BBM RON 92 di SPBU lain, Pertamax di DKI Jakarta yang saat ini dijual dengan harga Rp 12.950/liter jauh lebih rendah.

Misalnya Revvo 92 dari Vivo yang dibanderol Rp 14.320/liter. Super dari Shell dijual Rp 14.520/liter dan BP 92 (BP AKR) dijual Rp 13.850/liter. (bukit/jpnn)

Baca artikel lainnya… Harga BBM nonsubsidi naik, Pertamax tetap sama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *