Said PDIP Sebut Hubungan Personal Megawati dan Jokowi Baik, Tetapi soal Kenegaraan Tidak

saranginews.com, JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri tidak punya masalah pribadi dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Benar, benar, ujarnya saat menjawab pertanyaan awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (06/08).

BACA JUGA: Isyarat Pejabat Malas Keliling, Megawati: Omong kosong, Tak Bertahan Lama

Banggar Presiden DPR RI mengatakan, Megawati hanya mengkritisi persoalan terkait ketatanegaraan dan demokrasi di Indonesia yang masih berada pada jalurnya.

Misalnya, lanjut Said, Megawati mengkritisi perpanjangan masa jabatan Presiden RI menjadi tiga periode.

BACA JUGA: Megawati: Saya dan Presiden Baik, Lalu Kenapa?

“Kalau masalahnya menyangkut persoalan konstitusi dan demokrasi, ibu akan selalu melihat. Ibu akan konsisten,” sambungnya.

Said mengatakan, pandangan kritis Megawati terhadap perpanjangan masa jabatan presiden menunjukkan bahwa putri pendakwah Indonesia, Soekarno, atau Bung Karno, memang menghormati konstitusi.

BACA JUGA: Megawati Imbau Semua Pihak Bersikap Adil di Pilkada 2024

“Maksudnya apa? Jadi, mari kita semua hormati konstitusi kita. Jangan mengutak-atik konstitusi. Itu pesan jelas yang ingin kami sampaikan,” ujarnya.

Sebelumnya, Megawati menyebut hubungannya dengan Jokowi baik. Pernyataan ini sekaligus membantah anggapan bahwa hubungan Presiden PDI Perjuangan dengan presiden sedang renggang.

“Sebelum saya datang ke sini, saya tidak tahu dengan siapa, saya bicara mengatakan bahwa saya tidak (baik) dengan presiden. Nah, bagusnya saya baik-baik saja dengan presiden, kenapa?” kata Mega dalam sambutannya pada acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada gubernur seluruh Indonesia di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (05/08).

Ia juga menyebut ada pihak yang menuding hubungannya dengan Jokowi renggang karena Ketua Dewan Pengarah BRIN tak mau memperpanjang masa jabatan presiden hingga tiga periode.

Presiden kelima RI ini bertanya kepada ahli konstitusi dan hasilnya perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode melanggar konstitusi.

“Ahli hukumnya mana? Ini ranah konstitusi, saya tidak berhak bilang boleh atau tidak, harus MPR, karena ini dari kehidupan presiden, nah kalau TAP reformasi diubah, saya tanya ahli konstitusi, TAP masih berlaku,” kata Megawati. (ast/jpnn) Jangan lewatkan video pilihan editor ini:

BACA ARTIKEL LAGI… Megawati mengatakan banyak pejabat yang melupakan semangat kemerdekaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *