Banyak Guru Pensiun, Pendaftaran PPPK 2024 Belum Jelas, Heran deh

saranginews.com – SEMARANG – Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 memberikan tenggang waktu bagi organisasi pekerja non-ASN terkait pengangkatan honorer PPPK pada Desember 2024.

Namun hingga minggu kedua Agustus, belum ada jadwal pendaftaran PPPK 2024.

BACA JUGA: Apakah Pelamar CPNS & PPPK 2024 Boleh Membuat Akun SSCASN? Informasi penting disampaikan Deputi BKN

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah pun turut berteriak.

Ketua PGRI Jawa Tengah Muhdi mengingatkan pemerintah agar secepatnya menuntaskan pengangkatan guru honorer menjadi pegawai negeri sipil kontrak kerja (PPPK).

BACA JUGA: Pendaftaran CPNS & PPPK 2024 Dibuka? Seorang artis dapat membuat akun SSCASN

Sebab di Jawa Tengah, jumlah guru yang mencapai usia pensiun sangat tinggi.

“Saat ini PPPK belum selesai. Di tingkat pasir, yang dulu sebenarnya sudah selesai atau dilaksanakan, terancam pensiun besar,” kata Muhdi di sela-sela Konferensi (Konprov) PGRI Jateng 2024. ) Mangsa Bhakti XXIII 2024 dilaksanakan di Aula PGRI Universitas Semarang (Upgris), pada Minggu (4/8).

BACA JUGA: Pendaftaran CPNS 2024 Minggu Ketiga Agustus, PPPK Belum Ada Panduan

Ia meminta pemerintah memikirkan nasib guru P1 yang masih banyak terdapat di Jateng.

Guru P1 merupakan peserta yang telah mengikuti seleksi guru PPPK 2021 dan telah mencapai nilai menengah, namun belum mendapatkan pelatihan.

Muhdi khawatir jika acara pengambilan sumpah guru honorer HHPCH tidak diselesaikan secepatnya, kasus Sukabumi juga akan terjadi di daerah lain.

“Bupati/kota memanfaatkan momentum ini agar tidak terjadi seperti di Jakarta yang terjadi pembersihan (membersihkan atau memberhentikan guru honorer, red.),” kata eks rektor Upgris ini.

“Karena bisa lebih lama. Karena ujung-ujungnya kalau tidak ada guru, lama-kelamaan sekolah akan mempekerjakan mereka. Kalau mereka melarang tepat waktu, akan sulit. Oleh karena itu, PDP memang salah satu cara yang terbaik,” dia menambahkan Dia berkata. ditambahkan.

Namun diakuinya, PDP memang punya permasalahan tersendiri, salah satunya adalah durasi kontrak yang sangat singkat. Rata-rata, kontrak lima tahun ditandatangani dengan guru PPPP.

Kami berharap mereka menandatangani kontrak dengan mereka sebelum usia 60 tahun (usia pensiun, red.).”

“Kita tahu kalau ada yang melanggar (aturan disiplin ASN) akan dihukum dan itu sah-sah saja,” ujarnya.

Mohdi menambahkan, sebenarnya informasi guru yang pensiun sudah tersedia dan diketahui, sehingga langkah pengisian lowongan tersebut bisa dilakukan terlebih dahulu dengan baik.

“Tahun depan harusnya ada lowongan, misalnya karena pensiun. Nah, tahun ini (guru pengganti, Red.) harusnya masuk,” ujarnya.

Jika hal ini tidak dikelola, kata dia, permasalahan sebelumnya akan terulang kembali, yakni banyaknya guru honorer.

“Kalau tidak, pengelolaannya seperti ini, tentu akan terjadi, jumlah guru honorer akan bertambah, harusnya diterima, meski sadar pilihannya tidak terlalu bagus, tapi sudah ada. Pelayanan sudah diberikan,” ujarnya.

Persoalan kesejahteraan guru, termasuk guru PPPK yang belum tuntas menjadi salah satu pembahasan dalam Konprov PGRI 2024 Bhakti Jawa Tengah Periode 2024.

Di PGRI, Konprov Muhdi terpilih kembali menjadi Ketua PGRI Jawa Tengah untuk lima tahun ke depan. (antara/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *