saranginews.com – Jakarta – Pengurus Besar Persatuan Mahasiswa Islam (PB HMI) telah menyerahkan rancangan permasalahan terkait keberadaan lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing kepada pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). di Indonesia. ,
Proyek tersebut disampaikan oleh Sekjen PB HM Muh. Jusriyanto baru-baru ini bertemu dengan Abdul Ghafoor, Pj Direktur Ormas Kementerian Dalam Negeri.
Baca Juga: Daftar 20 Nama Terbaik Kompetisi Deklamasi Bahasa Inggris Nasional 2024
Dalam draf yang disampaikan PB, HMI mengimbau semua pihak mewaspadai gerakan LSM asing yang bertujuan merendahkan Indonesia.
Jusriyanto mencontohkan gerakan LSM asing yang terkenal aktif di bidang lingkungan hidup.
Baca Juga: Lomba Pidato Bahasa Inggris Nasional 2024 Masuk Babak 60 Besar
PB HMI menduga gerakan mereka yang berkedok lingkungan hidup bertentangan dengan kepentingan nasional.
Kampanye negatif yang mereka lakukan bukannya lepas dari kepentingan, namun terkait dengan kepentingan politik bisnis global, kata Jusrianto dalam keterangannya, Kamis (1/8).
Baca juga: Bappenas berkomitmen menjaga kualitas lingkungan dengan keanekaragaman hayati
Ia mengatakan, misalnya terkait perkebunan kelapa sawit, beberapa kelompok kerap mengkampanyekan hal-hal negatif dan dilakukan secara sistematis.
Kampanye negatif tersebut diyakini didasari oleh motivasi komersial asing yang tidak ingin produsen kelapa sawit Indonesia bersaing di pasar global.
“Hal ini mudah dipahami mengingat pesatnya pertumbuhan industri kelapa sawit di Indonesia yang dianggap sebagai pesaing berbahaya bagi minyak jagung, minyak kedelai, dan minyak nabati lainnya yang diproduksi di negara maju,” ujarnya.
PB HMI menilai negara-negara maju memanfaatkan sejumlah LSM sebagai penipu melalui kampanye hitam.
Pasalnya, kelapa sawit merupakan komoditas yang paling banyak diproduksi dan diminati di banyak negara yang produksinya mencapai 40%.
Disusul minyak kedelai sebesar 29%, minyak lobak sebesar 11%, minyak bunga matahari, dan lain-lain yang tidak mencapai 10%.
Dari data tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa kampanye lingkungan hidup yang dilakukan oleh beberapa LSM dengan tujuan khusus menyerang kelapa sawit Indonesia sangat bias dan melibatkan kepentingan politik luar negeri.
“PB HMI meminta pemerintah mengambil langkah nyata, termasuk membekukan seluruh rekening LSM terkait,” ujarnya.
Jusrianto berpendapat bahwa blockchain penting untuk mengungkap asal usul dana yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan kampanye dan operasi lainnya.
Lebih lanjut Jusriyanto menilai LSM asing yang dimaksud diduga berperan khusus melemahkan pilar utama perekonomian dan perekonomian nasional.
Isu lingkungan hidup yang diangkat hanya sekedar kedok untuk menarik simpati masyarakat. Apalagi isu lingkungan hidup merupakan isu menarik yang mendapat perhatian khusus di dunia internasional.
Oleh karena itu, siapapun yang menyuarakan isu ini pasti akan mendapat dukungan dari komunitas global, ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Politik dan Demokrasi PB HMI Bambang Irawan mengatakan terdapat konsensus bahwa kepentingan politik global sangat erat kaitannya dengan persaingan ekonomi global.
Oleh karena itu, narasi besar yang disebarkan oleh LSM tidak lain hanyalah bagian dari agenda global yang berupaya menghancurkan potensi komersial dan bahan baku unggulan negara-negara berkembang, dalam hal ini Indonesia dengan kelapa sawitnya.
Katanya, “Anda harus paham bahwa tidak ada yang gratis. Ungkapan sarkastik tersebut dimaksudkan untuk merujuk pada keberadaan LSM ini di Indonesia dan apa yang diwakilinya.”
Sebagai gambaran, PB HMI meminta semua pihak mewaspadai ancaman LSM asing terhadap ketahanan nasional Indonesia.
Beberapa solusi yang ditawarkan antara lain perlunya meningkatkan peran masyarakat dalam memantau aktivitas LSM asing di Indonesia.
Kedua, mendorong kerja sama yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat untuk memantau aktivitas LSM asing.
Kemudian meminta pemerintah mengambil sikap lebih tegas terhadap LSM asing ternama yang bergerak di bidang lingkungan hidup, misalnya dengan memblokir pendanaan dan mengevaluasi keberadaannya. (Gir/JPNN)
Baca artikel lainnya… Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, KLHK bahas dampak urban heat island bersama ITS