Misteri Tulisan di Dinding Rumah Kerangka Ibu-Anak di Bandung Barat

saranginews.com, KOTA BANDUNG – Sederet pesan diduga ditulis dua korban meninggal dunia, Igu Indah Hayati (55) dan Elia Putra (24) di dinding rumah keduanya. 

Tulisan itu ditemukan polisi di rumah korban yang dialihfungsikan menjadi apartemen di Tanimulya, Kecamatan Ngamra, Kabupaten Bandung Barat. 

Baca juga: Polisi Selidiki Kematian Ibu dan Anak yang Ditemukan dalam Kerangka di Bandung Barat

Pesan tersebut diduga dikirimkan kepada suami dan ayah korban Mudjoyo Tyanddra.

Dua kerangka manusia ditemukan di rumah yang sama pada Senin (29/7/2024).

BACA JUGA: Kerangka Ibu-Anak Teridentifikasi di Bandung Barat, Polisi Selidiki TKP 

Pesan-pesan yang diduga ditulis kedua korban itu dipajang di dinding rumah dan beredar di media sosial. 

Pesan ini dikirimkan kepada suami dan ayah korban. Mereka kecewa dengan janji suaminya yang tidak pernah ditepatinya.

BACA JUGA: Serunya Penemuan Kerangka Ibu dan Anak di Kasur

Dalam foto yang dilihat JPNN, berikut tulisan yang tertulis di dinding apartemen Iguh dan Eliya: 

“Surat untuk Mujoyo. Kalau berjanji, jangan berjanji kalau tidak bisa menepati. Aku mau sekolah, katanya biaya sekolah sudah dibayar, tapi ini semua bohong. Awas, aku akan membunuh semua janji manismu

“Saya hanya minta biaya sekolah, tapi kamu bilang kamu bisa mewujudkan impianmu seperti surga, tapi kamu tidak mendukung saya dengan biaya sekolah. Maaf, saya tidak bisa menjadi anak yang sempurna, karena tidak ada manusia yang sempurna. Khususnya, Anda meninggalkan istri Anda karena Anda ingin dia menjadi sempurna dan sangat sempurna. “Ketahuilah bahwa hanya Tuhan yang sempurna” adalah kutipan dari tulisan yang diduga ditulis kedua korban.

Kapolsek Cimahi AKBP Tri Suhartono mengatakan, tim tengah menyelidiki barang bukti USB yang ditemukan petugas di lokasi kejadian.

Menurut dia, di USB tersebut terdapat tulisan yang hampir sama dengan tulisan di dinding rumah.

“Ada pesan keputusasaan terhadap keluarga dan kehidupan. Semua ada di USB,” kata Arbo, Kamis (1/8/2024).

Tri mengaku terus menganalisa pesan-pesan putus asa yang dikirimkan kepada suami korban. Pihaknya juga mencocokkan tulisan di dinding rumah dengan tulisan sehari-hari.

“Sampai saat ini kami analisa (keputusasaan) pada suaminya. Kalau putus asa, keluarga dan kehidupannya sama,” ujarnya.

Sejauh ini pihaknya sudah memeriksa 11 orang saksi, yakni nama yang tertulis di dinding, suami korban, ketua RT, ketua RW, tetangga, dan keluarga korban. (mcr27/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *