saranginews.com – Wakil Presiden Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPRK RI Putu Supadma Rudana menceritakan momen mengundang rombongan delegasi forum kedua Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership Forum (IPPP ) ke pusat bersejarah pusat niaga Jakarta, Sarina, pada Sabtu (27 Juli).
Salah satu delegasinya adalah Lord Fatafehi Fakafanua, Ketua Parlemen Tonga. Saat itu, Putu bercerita tentang Sarinah Mall atas inisiatif Proklamator RI Soekarno.
BACA JUGA: Menurut Putu BKSAP, Forum Parlemen Indonesia-Pasifik mengusung konsep ekonomi biru
Putu menjelaskan, nama mal tersebut diambil dari Sarinah, tokoh penting presiden pertama RI, Soekarno, karena Sarinah membesarkan Bung Karno saat masih muda.
Tentu saja kehadiran Sarinah menjadi sebuah sejarah yang patut diketahui banyak negara, khususnya Lord Fakafanua, kata Putu Rudana dalam siaran persnya, Kamis (8 Januari).
BACA JUGA: NU Fatayat Kecam Prancis yang Larang Atlet Tuan Rumah Berhijab di Olimpiade Paris 2024
Menurut Putu, Sarinah Mall menunjukkan komitmennya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menampilkan produk seni budaya dan produksi lokal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Sarinah sekaligus menjual berbagai produk seni dan budaya, seperti kain, batik, kerajinan tangan, patung, dan oleh-oleh lainnya yang menunjukkan kekayaan seni dan budaya Indonesia.
BACA JUGA: KemenPAN-RB membuka peluang PPPK resmi, perhatikan syarat dan mekanismenya
Legislator Bali bahkan memperkenalkan produk batik kepada para delegasi sebagai warisan budaya dunia Indonesia. Menurut Putu, busana batik tidak hanya dikenakan oleh tokoh-tokoh Indonesia, tapi juga di seluruh dunia, seperti bapak bangsa Afrika Selatan, Nelson Mandela.
“Saat itulah kami melihat dan memilih batik, beliau (Lord Fakafanua) juga membeli batik. Beliau senang sekali karena bahan batik ini bisa digunakan di daerah tropis termasuk negara Kepulauan Pasifik,” kata Putu.
Seperti diketahui, pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menobatkan batik sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Indonesia.
Putu yang juga anggota Inter-Parliamentary Union (IPU) Office ini mengatakan, guna mempererat hubungan khususnya dengan negara-negara Pasifik, DPR RI bersama parlemen negara-negara Kepulauan Pasifik berkomitmen untuk terus melanjutkan upaya-upaya untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Pasifik. untuk menjamin perdamaian dan keamanan di kawasan.
Selain itu, kerja sama ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif didorong sesuai dengan konsep ekonomi hijau, termasuk investasi hijau untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Jadi hubungan sosial budaya, dimana kita ingin masyarakat kedua daerah dapat meningkatkan hubungan antar masyarakat, salah satunya melalui budaya dan pariwisata, kata Ketua Persatuan Museum Indonesia ini.
Menurut Putu, ia juga mengundang Lord Fakafanua makan siang di Bebek Bali Bumbungan di Sarinah. Hal itu dilakukan sebagai komitmen untuk membangun hubungan baik dengan mereka.
“Kami ingin menunjukkan bahwa diplomasi bukan sekedar ruang pertemuan formal, namun sebenarnya diplomasi juga memperkenalkan atau menunjukkan kepada mereka kekayaan seni budaya Indonesia, seni kuliner untuk mempererat hubungan,” kata Putu Rudana (ant/jpnn).