saranginews.com, Jakarta – Direktur Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Berbagai inisiatif telah diluncurkan. Disesuaikan dengan kebutuhan industri selama empat tahun terakhir.
Inisiatif tersebut dilakukan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) agar mampu bersaing di pasar global.
Baca juga: Menteri Nadeem: Perkuat dan Majukan Pendidikan Vokasi
“Salah satu tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah mempersiapkan generasi emas tahun 2045. Mengingat tantangan yang ada saat ini, diperlukan pendekatan baru dalam pengembangan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, komprehensif, inovatif dan efektif,” ujar Kiki Iuliati, Direktur Jenderal dari Departemen Pendidikan Kejuruan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rabu (31/7)
Untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai capaian Pendidikan Vokasi periode 2020-2024, Dinas Pendidikan Vokasi (DITJEN DIX) melaksanakan Pemaparan dan Evaluasi Pendidikan Vokasi Semester I Tahun 2024 pada tanggal 24 s/d 26 Juli 2024.
Baca Juga: Kemendikbud gandeng MAP Retail Academy untuk mencetak lulusan yang siap berkarir
Pada periode ini, Satuan Pendidikan Vokasi terus mendukung Satuan Pendidikan Vokasi dalam menyelenggarakan Kegiatan Praktikum (PKL) dan mengembangkan kurikulum yang bekerjasama dengan industri. Dan undanglah para pekerja untuk mengajar
“Tugas kami adalah meringankan kesenjangan kejuruan. Termasuk juga mendatangkan staf pengajar. Karena inspirasi bisa datang dari mana saja,” ujarnya.
Baca Juga: Unit Pelatihan Kejuruan dan Produktivitas Bedham Diluncurkan Menteri Tenaga Kerja: Percepat Pengadaan Sumber Daya Manusia
Reformasi pendidikan vokasi berfokus pada tiga sektor: Sekolah Kejuruan (SMK), Sekolah Tinggi Kejuruan (PTV) dan Lembaga Kurikulum dan Pelatihan (LKP). Melalui kolaborasi erat dengan 975 industri.
Selain itu, terdapat 680 SMK yang melaksanakan program SMK Produk Kreatif dan Kewirausahaan, 11.496 SMK telah mendirikan Pabrik Pengajaran (Tefa), dan 391 SMK telah menjadi SMK yang berstatus Lembaga Layanan Umum Daerah (BLUD).
Pada tingkat ketiga, melalui Skema Matching Fund, Direktorat Pendidikan Vokasi mendorong industri untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan penelitian PTV. 725 mitra industri menyumbang total R279,12 miliar.
Nantinya, melalui Competitive Funding (CF), Direktorat Pendidikan Tinggi berhasil membantu 386 Program Pendidikan (PROD) dalam mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas organisasinya. Lebih dari 850.000 mahasiswa mempunyai kesempatan belajar di luar kampus dengan prinsip belajar di kampus merdeka.
Tercatat pula sebanyak 28.269 siswa mengikuti program rekognisi tersebut. Sebanyak 1.229 program akademik menggunakan bridging and match course, 54% program menggunakan project based learning (PBL), 502 hasil penelitian dosen dan mahasiswa diakui secara internasional, dan 537 program akademik menerapkan hilirisasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan dunia kerja.
Kemudian di LKP melalui program Pendidikan Keterampilan Kerja (PKK) dan Pendidikan Keterampilan Kewirausahaan (PKW), kami membantu anak-anak putus sekolah agar berdaya, bekerja atau menjadi wirausaha, tambahnya.
Tidak hanya itu, jumlah tenaga kerja terlatih juga mengalami peningkatan pada tahun 2020 hingga tahun 2023: lulusan SMK meningkat sebesar 1,87%, lulusan Madya I/II/III meningkat sebesar 1,08%, dan lulusan Madya sebesar 1,08%. S-1, S-2, S-3 meningkat sebesar 0,05%
746 kemitraan baru, 8.223 kemitraan di bawah Pendidikan Kejuruan (DUDI), 1.655 kemitraan terkait DUDI di bidang Pendidikan Vokasi dan 255 proyek di 124 tingkat keterampilan melalui Program Ekosistem Kemitraan.
“Refleksi ini merupakan langkah penting dalam melihat apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai dan perlu perbaikan lebih lanjut,” imbuhnya.
Ketua Majelis Wali Amanat X DPR RI Syaiful Huda mengatakan betapa pentingnya pendidikan terus maju. Berbagai inisiatif telah dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi seperti peletakan dasar peraturan. Sertifikat Kompetensi Kegiatan Lapangan Program Pengembangan Kurikulum Model Bersama serta menarik dan mengundang DUDI untuk berpartisipasi.
“Saya yakin pendidikan vokasi adalah solusi masa depan Indonesia,” ujarnya (esy/jpnn).