Hutan Mangrove juga Berfungsi sebagai Benteng Pertahanan Negara

saranginews.com – JAKARTA – Kawasan mangrove di Indonesia harus tetap lestari karena tidak hanya berperan sebagai penjaga ekologi yang mampu menyerap emisi gas rumah kaca, namun juga berperan sebagai benteng pertahanan.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong usai meluncurkan diskusi publik bertajuk “Mangrove untuk Masa Depan” yang digelar Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Jakarta, Jumat (26 Juli).

Baca juga: BRGM merestorasi 1,8 juta hektar lahan gambut. Terima kasih Tuhan

“Hal terpenting yang belum semua orang pahami adalah mengapa mangrove harus baik dan lestari, karena merupakan bagian dari sistem pertahanan ekologi negara terhadap ancaman serangan fisik dari dunia luar,” kata Alue Dohong.

Alue mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama BRGM saat ini fokus memulihkan kelestarian hutan mangrove yang semakin terdegradasi di pesisir utara Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan beberapa negara.

Baca juga: 193.100 Mangrove Ditanam untuk Memulihkan Ekosistem Lingkungan di Kalimantan Selatan.

Misalnya saja hutan mangrove di Desa Ryanggu, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, yang perlahan terdegradasi hingga seluas 106.134 hektare dari total 326.396,37 hektare kawasan mangrove di wilayah tersebut beralih fungsi menjadi tambak.

“Jadi kita tidak bisa mengabaikannya karena ini kawasan penting yang perlu dilestarikan.”

Baca juga: Restorasi gambut dan mangrove perlu keseriusan. BRGM menjadi yang terdepan.

Ia menambahkan, “Jika hutan bakau di sana rusak, musuh akan lebih mudah masuk ke rumah kita dan membuka peluang bagi mereka untuk lebih mudah berpartisipasi dalam kegiatan seperti saling berkompetisi.”

Di lokasi yang sama, Perwakilan BRGM Hartono mengatakan, berdasarkan analisis citra satelit, 49% dari 106.134 hektare lahan tambak sebelumnya merupakan hutan bakau di Kalimantan Utara. Oleh karena itu, banyak titik yang harus direhabilitasi.

Melalui program M4CR, BRGM menargetkan regenerasi mangrove di Kalimantan Utara seluas 31.374 hektare dalam tiga tahun ke depan.

“Kami akan menjalankan misi kami secara konsisten termasuk di Kalimantan Utara hingga tahun 2027,” ujarnya. (antara/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *