saranginews.com, JAKARTA – Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai sudah saatnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi milik Pertamina, seperti seri Pertamax. . .
Pasalnya, menurut Tauhid, BUMN sudah lama menantikan kenaikan harga seri Pertamax, padahal harga minyak dunia sedang berada dalam tekanan yang sangat tinggi akibat konflik di Timur Tengah.
BACA JUGA: Pertamina yang mengembangkan EBT mendorong penggunaan bioetanol
Namun di sisi lain, SPBU swasta beberapa kali menaikkan harga BBM.
Tak hanya itu, Tauhid juga mengapresiasi kondisi saat ini yang masih sangat sulit, termasuk nilai tukar yang berkisar Rp 16 ribu per dolar AS.
BACA JUGA: Indodax menempati peringkat 13 dalam keamanan siber di dunia
“Nilai tukar sudah bergerak sekitar 5%, sehingga layak bagi Pertamina untuk menaikkan harga BBM nonsubsidi. Yang penting kenaikan ini tidak membebani masyarakat,” kata Tauhid.
Tauhid menambahkan, komponen terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku.
BACA JUGA: Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino, SIG pasok beton siap pakai
Oleh karena itu, jika harga ICP lebih tinggi dari nilai tukar, maka harga ICP dominan dalam menentukan harga BBM.
“Kalau keduanya (tarif dan ICP) naik maka koreksi harga BBM akan semakin cepat,” imbuhnya.
Seperti diketahui, harga Pertamax cs tidak mengalami perubahan sejak Februari 2024, meski harga minyak dunia mengalami kenaikan. Pada saat yang sama, entitas ekonomi lainnya terus melakukan penyesuaian harga.
Pasalnya, sejak awal tahun 2024 hingga Juni 2024, pemerintah memutuskan harga BBM yang didistribusikan BUMN tidak akan berubah.
Saat ini harga jual Pertama jauh di bawah harga BBM swasta seperti Shell, Vivo, dan BP.
Untuk RON 92, Pertamina akan menjual Pertamax dengan harga Rp 12.950/liter pada Juli 2024. Sedangkan Super Shell Rp 13.810/liter, Revvo 92 (produk Vivo) Rp 13.600/liter dan BP Rp 92.
Sedangkan untuk RON 95, harga jual BBM Pertamina (Pertamax Green) adalah Rp 13.900/liter. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan Shell V Power) dan BP Ultimate (produk BP) yang masing-masing Rp 14.700/liter. Begitu pula dengan Revvo 95 (Vivo) yang dibanderol Rp 14.500/liter.
Sedangkan Pertamax Turbo dijual RON 98 dengan harga Rp 14.400/liter. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan produk Shell yakni V Power Nitro yang dijual dengan harga Rs 14.930 per liter (chi/jpnn).