Masukkan Honorer Tercecer ke Database BKN, Angkat PPPK Bertahap!

saranginews.com – Tekanan untuk memasukkan royalti yang terdesentralisasi ke dalam database BKN terus meningkat.

Alasannya, mereka merasa sudah lama mengabdi, bahkan puluhan tahun, dan bukan pengangkatan honorer baru. 

BACA JUGA: Pejabat Sebut Masyarakat di Luar BKN Tak Keberatan PPPK Paruh Waktu

Ketua DPW Aliansi Kehormatan Nasional (AHN) Provinsi Riau Eko Wibowo mengatakan, banyak penerima penghargaan yang mengabdi di atas 5 tahun bahkan tidak masuk dalam pendataan Badan Kepegawaian Negara (NSA). 

Ekowi alias Eko Wibowo kepada saranginews.com, Senin (29/7) “Mereka tidak masuk database BKN karena tidak mau mencatat. Banyak yang tidak mendapat informasi tentang pendataan BKN.” . 

BACA JUGA: Analisa Reza Soal Kasus Vina Usai Widi & Mega Angkat Bicara Takut Kisruh di Mabes Polri

Ketua Tenaga Kependidikan (Tendik) Provinsi Riau Solidaritas Nasional Wiyatabakti Indonesia (SNWI) menambahkan, royalti desentralisasi sebaiknya diinvestasikan pada opsi PPPK. Kalau tidak, masalah royalti tidak akan terselesaikan. 

“Kami minta pemerintah pusat dan daerah berkoordinasi dan membahas nasib para pegawai honorer yang tidak masuk dalam database BKN. Mereka bekerja di lembaga pemerintah, sehingga harus diakomodir,” tegasnya. 

BACA JUGA: Pemda Minta Pejabat Tolak Pendataan BKN yang Ditetapkan PPPK Hingga 2029

Ia mengaku khawatir dengan nasib para tenaga honorer yang hanya diberikan unit PPPK seadanya oleh pemerintah daerah. Artinya, mereka harus menunggu lama sebelum diangkat menjadi ASN PPPK, namun usia terus berjalan. 

“Tidak ada yang tahu umurnya berapa, sehingga kita miris sekali melihat nasib teman-teman yang pensiun sebelum diangkat menjadi ASN. Juga yang meninggal dunia saat menyelesaikan PPPK namun tidak diberikan SK PPPK,” ujarnya. 

Oleh karena itu, dia berharap masalah kehormatan bisa diselesaikan oleh pusat yang memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah daerah.

Tanpa dukungan finansial, pemerintah daerah hanya akan memberikan sedikit pelatihan. 

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya selalu melengkapi reward dengan rekrutmen PPPK di berbagai kesempatan. 

Menteri Anas bahkan menjanjikan royalti 1,7 juta yang masuk dalam database BKN akan diprioritaskan dalam pengangkatan PPPK. Penunjukan mereka juga lolos uji formalitas. 

Menteri Anas juga menegaskan, pemerintah telah menyiapkan 1,7 juta NIP PPPK. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *