saranginews.com, Jakarta – Pakar hukum pidana Heri Firmansyah mengatakan polisi mungkin akan mengusut pengakuan saksi bernama Dede terkait tewasnya Vina dan Eki di Cirebon pada 2016.
Heri bahkan yakin polisi bisa mulai mengusut pengakuan Dede tanpa menunggu laporan datang.
Baca juga: Berescream menyelidiki pernyataan palsu aplikasi dan Dead dalam kasus Veena dan membawa kasus ini ke pengadilan
Bisa saja, apalagi kasus ini masih merupakan kasus yang sebelumnya ditangani polisi, ujarnya melalui kantor berita, Rabu (24/7).
Heri menilai pernyataan Dede baru-baru ini bisa menjadi pintu masuk untuk mengungkap unsur kebohongan dalam pengusutan kematian Vina dan Eki di Cirebon.
Baca juga: Inspektur Rudiana, Elza Serif yang Dikepung Kasus Veena dan Eki, Akan Ajukan Panggilan
“Ada kemungkinan terbuka penyidikan oleh Polri terhadap kasus ini, apalagi jika informasi tersebut digunakan dalam BAP atau bahkan dalam fakta persidangan, yang tentunya akan merugikan jika memang mengandung unsur kebohongan itu dianggap mencurigakan,” ujarnya.
Sebelumnya, Dede yang menjadi salah satu saksi putusan hakim dalam kasus kematian Vina dan Eki membeberkan pengakuannya baru-baru ini.
Baca juga: Inspektur Rudiana Veena Tak Bersembunyi dalam Kasus Cirebon dan Eki
Hal itu disampaikan Dede kepada Dedi Mulyadi dan disiarkan melalui akun YouTube channel Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Dede pertama kali bercerita tentang peran mendiang ayah Ape dan Eki, Iptu Rudiana, yang saat itu bertugas di satuan narkoba penyidik kasus kematian Vina di Cirebon.
Menurut Dede, ia mengetahui cerita peristiwa pembunuhan Veena dan Eki berasal dari Ape dan Inspektur Rudiana.
Dede mengaku di kantor polisi ia disuguhkan skenario kematian kedua kekasih tersebut dan harus mengaku menyaksikan pelemparan batu serta pengejaran Veena dan Eki.
“Ada skenario di mana mereka diminta memperhatikan siapa yang mengikuti, siapa yang melempar batu, dan berapa orang yang mengendarai sepeda motor. Saya bilang waktu itu grup,” ujarnya.
Selain itu, Dede juga diminta menjelaskan secara detail merek sepeda motor yang terlibat dalam kejadian tersebut.
“Itu merek motornya, padahal saya sama sekali tidak tahu motornya.” Yang memesannya adalah Ape dan Pak Rudiana. Sebut saja motor Vixion Satria, ini dan itu, “Harus disebutkan,” kata Dede.
Kemudian, saat menyiapkan berita acara pemeriksaan (BAP) di kantor polisi, dia menceritakan kisahnya sesuai skenario.
“Di BAP saya bilang ada yang dilempar batu dan bambu diambil, lalu saya lihat ada sepeda motor yang mengikutinya. Tidak ada nama dalam konsep skenario, Hadi, Peggy. Nama ketiga DPO tersebut tidak hadir,” kata Dede. (AST/JPNN)