P
Berdasarkan data Pengusaha DKI Jakarta (Jakpreneur) per 16 Juli 2024, tercatat 40.210 atau sekitar 10,52 persen UKM binaan di Jakarta telah dan menerapkan sistem pembayaran QRIS.
BACA JUGA: QRIS, ASPI berbagi tanggung jawab: Perlu pendidikan untuk mencegah pelecehan
Direktur PPKUKM Provinsi DKI Jakarta Elizabeth Ratu Rante Alo mengatakan, cara pembayaran atau pembelian produk menggunakan QRIS dapat meningkatkan efisiensi dan perluasan produk, serta meningkatkan kapasitas pelaku UMKM secara keseluruhan. Menurut Ratu, pemanfaatan Digital merupakan langkah baik bagi pelaku UMKM untuk tumbuh dan bersaing di lingkungan saat ini.
Ratu, Rabu (17/7), mengatakan, “Hal ini menunjukkan para pelaku UMKM di Jakarta terus melakukan pengembangan dan peningkatan dalam pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas produk skala kecil dan menengah.”
BACA JUGA: Tips BRI menghindari penipuan QRIS palsu
Ratu mengatakan langkah digital ini memberikan manfaat signifikan bagi perekonomian Jakarta secara keseluruhan dan membuka peluang baru bagi dunia usaha dan penciptaan lapangan kerja. Termasuk meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan ekonomi.
Diakuinya, minimnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan atau mengakses sistem teknologi menjadi permasalahan Pemprov DKI Jakarta dalam penerapan pemanfaatan teknologi bagi pelaku UMKM.
BACA JUGA: Bank Indonesia: Cegah penyalahgunaan QRIS adalah tanggung jawab bersama
Meski demikian, Ratu mengatakan pihaknya masih berupaya dan melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut dengan bantuan pelatihan teknik pemasaran digital sehingga dapat menarik lebih banyak pengguna.
Ratu menjelaskan, “Strategi lainnya adalah dengan menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS Jakarta Entrepreneur untuk memfasilitasi pasar digital seperti Friday Buy Local (JBL), e-Order dan platform sistem lainnya.
Indra, seorang praktisi dan Presiden PT Trans Digital Cemerlang (TDC) mengakui, pangsa pasar bisnis digital, khususnya penggunaan QRIS di kalangan UKM dan pedagang kecil di Jakarta, sangat tinggi.
Kantor Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta menyebutkan jumlah transaksi QRIS di Jakarta pada triwulan I 2024 sebanyak 333,68 juta atau meningkat 157 persen (year-on-year). Tren ini juga didukung oleh kuatnya Ramadhan dan Idul Fitri.
Pencapaian tersebut didorong oleh peningkatan jumlah pelaku usaha yang menggunakan QRIS mencapai 5,28 juta atau meningkat 16% (year-on-year). Penerimaan pengguna QRIS juga terus berjalan. Pengguna QRIS dilaporkan mencapai 5,77 juta pada Q1 2024, naik 19 persen (year-on-year).
Berdasarkan informasi tersebut, kampanye e-commerce sedang berjalan, Jakarta juga harus menjadi model dalam hal e-literacy di Indonesia, katanya.
Indra juga meyakini kesiapan tenaga kerja di Jakarta akan terus meningkat, terutama keterampilan dan keamanan digital. Banyak faktor yang mendukung keyakinannya adalah seluruh peralatan, jaringan komunikasi dan informasi serta mitra dan perusahaan penyedia layanan teknologi digital berlokasi di Jakarta.
“Jadi saya yakin tidak lama lagi UMKM dan seluruh kegiatan di Jakarta akan go digital,” ujarnya.
Indra mengatakan Bank Indonesia tidak bisa sendirian dalam kampanye pemasaran digital nasional. Hal serupa juga harus dilakukan oleh seluruh mitra dan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan digital, serta harus dibarengi dengan kreativitas dan inovasi.
Contoh inovasi perusahaan pada produk pembayaran Posku Lite melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah memberikan dukungan literasi, pelatihan dan workshop pemasaran digital serta insentif lainnya untuk menjadi mitra. TDC sendiri memiliki tiga produk yaitu M2PAY, MEbook dan Posku Lite.
Masing-masing dari ketiganya menawarkan sistem kontrol pembayaran dan transaksi, sistem informasi terintegrasi, serta toko dan bistro.
“Kami bermitra dengan Tamado Group di Sumatera untuk menjangkau UMKM dengan program UMKM Go Digital di Pematang Siantar dan Samosir. “Dalam waktu dekat akan ada di Sabang (Aceh), Bali dan Banka serta tempat lain di Indonesia.”
Indra mengatakan, alasan pentingnya dukungan edukasi dan konsultasi keuangan terhadap UMKM adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang baik. Pelaporan keuangan merupakan alat utama untuk memantau kinerja keuangan dan pendapatan UMKM.
“Pelaporan keuangan juga menjadi alat bagi pemilik usaha untuk mengambil keputusan dan strategi bisnis yang lebih baik, termasuk menarik investor. “Dari segi hukum tentunya melaporkan pajak dan membayar sesuai dengan aturan yang ada,” ujarnya.
Namun Indra meyakini perusahaan pemberi bantuan keuangan dan konsultasi menggunakan Digital 9001:2015 untuk manajemen mutu, ISO 37001:2016 untuk sistem antikorupsi, dan ISO 27001:2022 untuk sistem keamanan.
“Penting bagi UMKM untuk mengetahui profil perusahaan penyedia sistem e-commerce, salah satunya ketiga ISO tersebut di atas. Dia menambahkan: “Cara mudah untuk menerapkan ISO adalah dengan merespons masukan pengguna dengan cepat. (pemasok) datang dari berbagai arah.” (dil/jpnn)