Menlu Retno Tegaskan ASEAN bukan Proksi Siapa Pun

saranginews.com – Jakarta – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bukanlah perwakilan siapapun. Pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-57 di Vientiane, Laos, Kamis, Menlu Retno menegaskan bahwa ASEAN bukanlah agen kekuatan apa pun.

“Ketika ASEAN menjadi proxy, maka akan sulit bagi ASEAN untuk tetap menjadi ‘pemimpin’ dalam memainkan peran sentral dan membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata Retno dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Lubang angin.

Baca Juga: Jasa Raharaja Raih ASEAN Risk Award 2024

Untuk menjaga sentralitas ASEAN, Indonesia akan memastikan penerapan ASEAN Indo-Pacific Perspective (AOIP) sebagai fokus utama kegiatan ASEAN dan mitra dialog.

Retno juga mengusulkan inisiatif Indonesia untuk mempersiapkan dan menyepakati Deklarasi AOIP yang merupakan acuan utama arsitektur regional ASEAN yang dituangkan dalam dokumen Concorde IV.

Baca juga: Menlu Retno perjuangkan ekonomi inklusif untuk pembangunan Afghanistan

Sebagai tindak lanjut dari ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) tahun lalu, KTT ASEAN ke-2 akan diselenggarakan di Vientiane pada bulan Oktober mendatang sebagai bagian dari KTT ASEAN ke-44 dan ke-45 pada tahun 2024.

Indonesia berharap AIPF akan diketuai oleh Malaysia pada tahun depan.

Baca juga: Dubes Iran Sebut Presiden Jokowi dan Menlu Retno Pahlawan Palestina.

Selain isu sentralitas ASEAN, para menlu juga membahas isu Laut Cina Selatan sekembalinya mereka.

“Satu langkah yang salah di Laut Cina Selatan dapat mengubah api kecil menjadi badai yang mengamuk,” kata Retno, menyoroti ketegangan yang lebih nyata dan meresahkan di kawasan.

Oleh karena itu, Retno kembali menegaskan pentingnya merampungkan penyusunan Pedoman Pedoman Perilaku (Code of Conduct/CoC) yang masih dalam tahap negosiasi dengan ASEAN dan China.

“Terserah kita untuk menangani masalah keamanan regional. “Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menerjemahkan komitmen kita ke dalam tindakan nyata, termasuk menyelesaikan pedoman praktis yang kita sepakati tahun lalu untuk mempercepat SA,” kata Menlu Retno.

Sementara itu, terkait isu Palestina, Indonesia menghimbau negara-negara ASEAN untuk menghentikan genosida dan segera melaksanakan gencatan senjata di Palestina.

Sebagai organisasi berbasis aturan yang negara-negara anggotanya terikat untuk menghormati hukum internasional, penting bagi ASEAN untuk menyatakan pentingnya penghormatan yang konsisten terhadap hukum internasional, termasuk Palestina, tanpa kecuali.

“ASEAN harus terus mendesak implementasi Resolusi 2735.” Penting juga untuk menyerahkan dana konsultasi ke pengadilan internasional. kata (antara/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *