AIBP 2024 Soroti Tata Kelola AI, Ekonomi Digital, dan Transformasi Tenaga Kerja

saranginews.com, JAKARTA – Konferensi dan Pameran AIBP kembali digelar di Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta pada 6-7 Agustus 2024.

Didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, acara ini akan fokus pada tantangan dan peluang teknologi utama di Indonesia.

BACA JUGA: Putu BKSAP berbicara tentang ekonomi digital pada Forum Tripartit di Brunei

Topik utama konferensi tahun ini adalah beberapa perdebatan. Hal ini mencakup tata kelola dan regulasi AI: mengatasi permasalahan masyarakat dan menciptakan kerangka kerja yang kuat.

Selain itu, juga akan ada diskusi mengenai ekonomi digital dan pengembangan keterampilan: menjembatani kesenjangan keterampilan.

BACA JUGA: Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar advokasi standar baru ekonomi digital di Forum ASPAG

AIBP 2024 juga berfokus pada cara mengatasi hambatan implementasi: penggunaan kecerdasan buatan secara etis dan praktis.

Selain itu, dibahas juga materi mengenai kecerdasan buatan dan otomasi pada angkatan kerja: mengelola perpindahan pekerjaan dan pengaruh sektoral.

BACA JUGA: Menko Airlangga Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia dalam Pertemuan dengan Petinggi Nikkei Inc

Setelah acara CFA bulan depan, CEO Platform Industri Singapura Irza Fauzan Suprapto menyoroti kondisi data dan AI saat ini.

Data dan kecerdasan buatan merupakan inti dari transformasi digital di Indonesia, yang memungkinkan perusahaan dan lembaga pemerintah mengoptimalkan operasi bisnis, meningkatkan pengambilan keputusan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Analisis AI dapat digunakan untuk mendorong efisiensi dan inovasi di berbagai sektor seperti keuangan, manufaktur, dan utilitas.

Efisiensi ini diharapkan menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terdepan.

Selain itu, Irza Fauzan menjelaskan bahwa di era digitalisasi, manajemen risiko digital juga tidak kalah pentingnya.

“Dalam menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat, memperbarui sistem secara berkala, dan melakukan penilaian risiko yang komprehensif, Indonesia adalah strategi yang harus dimiliki,” kata Irza Fauzan, yang hadir di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.

Di sisi lain, Firlie Ganinduto selaku General Vice President Komunikasi dan IT KADIN menyampaikan pengamatannya terhadap kondisi peta digital saat ini.

Menurut Firlie, organisasi harus menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang komprehensif untuk mengelola risiko digital secara efektif.

Selain itu, penting untuk memperbarui sistem secara berkala dan melakukan penilaian risiko secara menyeluruh.

“Langkah-langkah penting seperti pelatihan karyawan untuk mengenali ancaman, penerapan kebijakan perlindungan data, dan optimalisasi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan untuk mendeteksi ancaman harus dilaksanakan secara terintegrasi,” tambah Firlie.

Kolaborasi berkelanjutan dengan pakar industri dan kepatuhan terhadap praktik manajemen insiden juga harus dipertimbangkan.

“Selain itu, otomatisasi merevolusi budaya kerja di Indonesia dengan meningkatkan produktivitas, mengurangi tenaga kerja dan memastikan keunggulan operasional di berbagai sektor seperti manufaktur, keuangan dan jasa, mendukung tujuan transformasi digital negara,” ujarnya pada akhirnya. (mcr31/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *