saranginews.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat sistem internalnya sebagai strategi efektif memerangi perjudian online di Indonesia.
Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudjarto mengungkapkan perseroan telah menerapkan pendekatan berbasis risiko yang terangkum dalam kebijakan dan standar operasional prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) untuk melindungi BRI dari sasaran. melalui tindak pidana pencucian uang. dan terorisme, termasuk perjudian online.
Baca juga: Dengan bantuan program BRI, inilah kisah inspiratif kelompok Rotan Trangsan yang berkembang secara global
“Ada juga sistem AML (anti pencucian uang) untuk memantau transaksi mencurigakan.” Dahulu dikenal dengan Know Your Customer (KYC),” tambah Agus Sudjarto.
Agus Sudiarto juga mengatakan BRI aktif menelusuri beberapa situs judi online untuk mengumpulkan data.
Baca juga: Kerja Sama dengan Mohammedia, BRI Berikan Kemudahan Layanan Perbankan
Kemudian, jika ada indikasi rekening BRI digunakan sebagai tempat top up atau deposit judi online, maka tampilan situs judi online akan tetap dipertahankan sebagai dasar pemblokiran rekening tersebut.
“Pemberantasan ini sudah kami lakukan sejak Juli 2023 dan masih terus berjalan.
Baca juga: Kisah Inspiratif Grup Rotan Trangsan dan Produknya Semakin Mendunia Berkat Pemberdayaan BRI
Ia menambahkan: “Dalam periode Juli 2023 hingga Juni 2024, kami menemukan 1.049 akun yang langsung disusul pemblokiran.”
Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan ada enam cara memasuki perjudian online. Pertama, dengan menyetorkan uang langsung ke bank. Kedua, melalui transportasi. Ketiga, melalui standar kode QR Indonesia (QRIS).
Kemudian melalui akun virtual atau virtual account. Selanjutnya, isi ulang saldo. Sementara itu, akhirnya dengan e-wallet atau e-wallet (jpnn) yuk, tonton juga video ini!
