Politeknik Pertanian Negeri Kupang Bikin Inovasi Pakan Ternak dari Daun Kelor

saranginews.com – Salah satu tantangan di bidang pertanian adalah pakan, yang menyumbang sekitar 70% dari seluruh biaya tenaga kerja. Belum lagi harga pangan yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bahan baku yang harus diperoleh dari impor.

Dengan keadaan tersebut, Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) berinovasi menciptakan pakan ternak yang terjangkau namun berkualitas.

Juga: para petani di padang pasir pengolah sapi di Aceh

“Kami kejar agar kawanan maskapai penerbangan diberi makan daun kelor dan dada ke KUB buras dibandingkan ayam,” kata Guru Besar Ilmu Gizi Politeknik Pertanian Kupang, Prof. Catootjie Lusje Nalle di JPNN, diselenggarakan di Forum Indolivestock Expo and Convention Center (JCC) pada 18-19 Juli. 

Prof. Catootjie menjelaskan, daun kelor dipilih karena tinggi protein dan serat, serta merupakan sumber kalsium bagi ternak. Selain itu, populasi pohon kelor di NTT sangat banyak di kalangan masyarakat, seperti halnya putak.

JUGA: Makan Siang Gratis Sampai Cuting Lagi? Airlangga mengatakan demikian

“Kalau daun kelor yang masih muda untuk dimakan manusia, maka daun kelor yang sudah tua dimanfaatkan untuk hewan ternak,” ujarnya.

Pemanfaatan produk lokal juga dapat menekan biaya pakan ternak, misalnya jagung yang harganya bisa berkisar antara Rp. Pada akhir April, harga satu kilo jagung mencapai Rp 12 ribu. 

Juga: 3 Poin Pernyataan Mas Anas Sebelum Pendaftaran PPPK 2014, Masalah Tabungan

“Kalau putak ini harganya hanya Rp 3.000 per kilo, kelornya banyak, ambil saja,” ujarnya.

Lulusan University of Queensland, Australia ini menambahkan, pilihan solusi pakan ternak dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar atau lokal dapat ditiru oleh negara lain. Caranya adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar anda.

“Kelor melimpah, ada di NTT, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan, jadi kalau dilihat dari sini persoalan penyelesaian masalah pangan atau pakan ternak, apakah menggunakan pakan nonkonvensional atau hanya pakan saja,” ungkapnya. . Mendahulukan?” kata guru Kupang di politeknik pertanian nomor satu itu.

Dijelaskannya, inovasi pakan ternak daun kelor dan dada ini menggunakan bahan umum lokal yang kaya nutrisi untuk pertumbuhan dan kesehatan ayam kampung. Pakan alternatif yang berbentuk konsentrat ini tidak hanya meningkatkan kualitas daging dan telur, tetapi juga menjamin kesehatan ternak yang terbaik.

Faktanya nutrisi ini bebas antibiotik dan juga formulanya tepat, ujarnya.

Keunggulan lain dari pakan ayam kampung Super KUB adalah harganya yang terjangkau oleh konsumen dan tidak mudah rusak.

Di sisi lain, proses pembuatannya mudah dan sederhana, serta menggunakan bahan baku lokal yang murah dan tersedia dalam jumlah banyak.

“Hal ini juga dapat memberikan lingkungan sekitar yang melibatkan keterlibatan masyarakat dalam penyediaan bahan baku perekonomian setempat, serta melibatkan mahasiswa di bidang peternakan,” ujarnya.

Politeknik Pertanian Kota Kupang juga membuat pupuk organik yang diperkaya unsur hara Bokashi. Pupuk ini menjadi solusi untuk menjaga kesehatan tanah dan tanaman serta menjaga lingkungan. 

Pihaknya juga membuka peluang kerjasama atau kerja sama dalam pemasaran dan distribusi pakan ternak dan pupuk Bokashi.

“Pemanfaatan Bokashi tidak hanya bermanfaat bagi tanaman, tetapi juga bagi kesehatan manusia, karena tanaman dengan pupuk organik bebas dari residu bahan kimia berbahaya,” ujarnya (esy/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *