Banyak Guru Honorer Kena PHK, Simak nih Dialog Siswa dengan Wali Kelas

saranginews.com – JAKARTA – Kebijakan pembersihan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dengan memecat banyak guru honorer berdampak langsung pada siswa di sekolah.

Seorang guru di sebuah SMA Negeri di Jakarta tiba-tiba mengumumkan pada Minggu (21 Juli) sore bahwa ada perubahan RPP.

Baca Juga: Dede Yusuf: Kebijakan Pembersihan Guru Honorer Bisa Sebabkan Kekurangan Guru

Yakni pada minggu sebelumnya terjadi perubahan RPP.

Di grup WhatsApp (WA) pelajar, ada seorang pelajar yang menanyakan apakah akan ada perubahan jadwal setiap minggunya?

Baca Juga: Jelang Seleksi PPPK 2024, Ratusan Guru Honorer Didepak Secara Lembut, Pembersihan Bawa Kematian

Seorang guru dari Beit Madrash mengatakan perubahan jadwal berulang kali harus dilakukan karena sekolah saat ini kekurangan guru karena beberapa guru tidak lagi mengajar.

“Mengapa tidak menambah guru?” tanya seorang siswa dari grup WA.

Baca juga: Keputusan PP Kepengurusan ASN Ditunda, PPPK dan Pensiunan Hormat Lama Terburu-buru

Pengajar ke rumah menjawab, penambahan guru merupakan kewenangan Pemprov DKI Jakarta.

“Bahkan kepala sekolah pun tidak berhak (menambah atau mengangkat guru baru, Red.),” jawab rabi kelas.

Perkembangan terkini dunia pendidikan di ibu kota, Pemprov DKI Jakarta langsung merekomendasikan sekitar 4.000 guru honorer di daerahnya untuk menerima data pendidikan dasar (Dapodik).

“Sebanyak 4.000 guru honorer akan diproses untuk mendapatkan rekomendasi Dapodik,” kata Penjabat (PJ.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat menghadiri acara silaturahmi dengan kepala sekolah se-DKI Jakarta di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Minggu ( 21.7. ).

Rapat tersebut dihadiri 2.700 kepala sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sekolah luar biasa (SLB) se-DKI Jakarta.

Heru juga didampingi Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta (SECDA) Agus Joko Setyono dan Plt. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Budi Awaluddin.

Heru juga mengingatkan, jumlah 4.000 guru honorer itu mungkin belum bertambah karena pendataannya akan selesai pada Desember 2023.

Jumlah tersebut mencakup 107 guru yang tercakup dalam pengaturan ini.

Oleh karena itu, tegasnya, kepala sekolah tidak boleh mengangkat guru honorer baru tanpa izin dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta (DISDIC).

Heru juga mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk memperhatikan penderitaan guru jujur ​​dalam menjalankan haknya dengan baik, serta mengambil langkah untuk meningkatkan status guru jujur ​​di Jakarta.

Selain itu, kata Heru, Dinas Pendidikan DKI juga membuka 1.700 lowongan Kontrak Kerja Perorangan (KKI) pada Agustus 2024.

Ia juga meminta para guru yang jujur ​​untuk mendaftar agar bisa dituntut sesuai aturan dan mekanisme yang ada.

“Pada tahun 2025, kami akan membuka kembali penerimaan guru KI. Dengan demikian, ada 2.300 guru honorer lagi yang bisa melamar. Kalau nanti anggarannya memungkinkan, jumlahnya akan bertambah lagi. Selain itu, kami juga akan memenuhi kebutuhan kekurangan guru di SLB atau sekolah penyandang disabilitas,” kata Heru.

Sambil menunggu penerapan KKI guru pada Agustus 2024 atau 2025, guru tetap mengajar seperti biasa. Sebuah upaya dilakukan untuk menghormati jasa-jasa guru sebagai pahlawan pendidikan.

Kemudian terkait kekurangan guru, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta saat ini sedang melakukan pemetaan sekolah yang kelebihan guru untuk memudahkan rekrutmen guru di sekolah yang kekurangan guru.

“Kekurangan guru sudah diperhitungkan. Dengan pertemuan hari ini, kita bisa mengubah posisi. “Jika ada kelebihan guru IPA, bisa dipindahkan ke sekolah yang tidak memiliki guru IPA,” ujarnya.

Para menteri pendidikan juga sepakat untuk tidak menambah jumlah guru honorer, melainkan melakukan pemetaan untuk mengatasi kekurangan guru, termasuk dengan memperhitungkan 4.000 guru honorer. (ANTARA/SAM/JPNN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *