saranginews.com, Palembang – Penyidik Polda Palembang menetapkan ada dua warga binaan yang terlibat dalam pembunuhan narapidana bernama Sumarian di Lapas Kelas I Mata Merah Palembang pada Kamis, 18 Juli 2024.
Kapolresta Palembang Kompol Gario Sugihartana di Palembang, Sabtu (20/7), mengatakan, “Dalam kasus meninggalnya Sumarian, kami menemukan ada dua pelaku lain yang terlibat dalam kematian tersebut.”
Baca juga: Narapidana yang Meninggal di Lapas Palembang Ternyata Dibunuh
Kedua tersangka berinisial AG yang berperan menutup hidung korban dengan handuk dan mencekik leher Sumarian.
Sedangkan tersangka lainnya, Imi, bertanggung jawab memegang kakinya saat Sumarianta dicekik.
Baca Juga: Selebriti MJ Ditangkap di Kalibata Karena Judi Online
Terdorongnya tersangka untuk membunuh Sumarian yang dipenjara karena pembunuhan karena korban tidak mau diawasi sehingga membuat kedua tersangka kesal.
Sebelumnya, Sipir Lapas Kelas 1 Mata Merah Vera Yohannes di Palembang mengatakan, penemuan jenazah narapidana tersebut dipicu adanya laporan petugas kebersihan ke petugas perumahan.
Baca Juga: Anggaran Makan Siang Gratis Dikurangi Lagi? kata Airlanga
“Sekitar pukul 07.20 WIB, kami mendapat pesan dari security, bahwa warga ditemukan tewas di kamar mandi saat kamar dibuka,” ujarnya.
Setelah memastikan kondisi jenazah penghuninya, pihaknya langsung mengeluarkan jenazah narapidana tersebut.
Timnya kemudian mengambil alih keamanan kawasan perumahan dan berkoordinasi dengan polisi.
Menurut dia, penyebab meninggalnya Sumarian belum diketahui, namun ada pelanggaran.
Sumariyan, sang korban, dijerat kasus pembunuhan seorang anak sekolah menengah atas dan perampasan sepeda motor korban di Mushi Rawas yang ditangkap polisi di Polsek Mushi Rawas pada tahun 2022.
Pemeriksa Medis Polda Sumsel Indra Nasution yang memeriksa kondisi almarhumah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Mata Merah Palembang, menemukan kondisi jenazah.
Indra mengatakan, “Tahanan tewas yang kami temukan hari ini memiliki bekas tali di leher dan kakinya. Namun kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di kepala atau tangan mereka.”
Timnya belum bisa memastikan apakah pria tersebut melakukan bunuh diri, meski korban menunjukkan tanda-tanda bunuh diri seperti air mani dan keluarnya cairan dari perut.
“Masih kita dalami, saya belum tahu kalau itu bunuh diri karena ada tanda-tanda bunuh diri, tapi belum bisa diambil kesimpulannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi korban baru dinyatakan meninggal enam jam kemudian di Lapas Palembang (ant/jpnn).