saranginews.com – RIAU – Yusharto Huntoyungo, Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (BSKDN Kemendgri) melakukan kunjungan kerja (gunkar) ke Provinsi Riau untuk membahas strategi efektif merespons inovasi.
Misi tersebut dilakukan untuk mendorong peningkatan inovasi di seluruh wilayah Indonesia. Peningkatan inovasi dapat berdampak pada kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: BSKDN yakin bisa mencapai tujuan pengentasan kemiskinan ekstrem.
“Refleksi inovasi merupakan inisiatif yang bisa dipilih untuk meningkatkan pelayanan publik di daerah,” kata Yushardo, Kepala BSKDN Kemendagri di Kantor Gubernur Riau di Pekanbaru, Kamis (11/7).
Lanjutnya, memperluas kerja sama dengan berbagai pihak merupakan langkah awal yang harus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau (Pembrowe) untuk mencerminkan inovasi.
Baca Juga: BSKDN Kemendagri luncurkan program peninjauan ke daerah bekerja sama dengan Gozo Nippon
Sebab, kerja sama ini memungkinkan Pemprov Riau mendapatkan informasi atau perspektif baru dalam upaya peningkatan inovasi.
“Kita harus terus berkolaborasi, kami melihat penyelesaian tugas-tugas terkait aplikasi kami akan selalu share dengan aplikasi OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lainnya,” jelasnya.
Baca Juga: BSKDN Perkuat Kapasitas Kelembagaan untuk Memperkuat Pengambilan Kebijakan
Selain kerja sama, Yushardo mengimbau Pemprov Riau bisa mengakses aplikasi Tuksedovasi yang dikelola BSKDN.
Aplikasi ini akan membantu Pemerintah Provinsi Riau dalam memberikan informasi mengenai berbagai inovasi yang berhasil diterapkan dan memberikan dampak positif bagi pengelolaan pemerintahan daerah.
“Bapak-bapak, lihat contohnya di tuksedo (penerapan) 14.000 inovasi yang bisa bapak tiru dari kabupaten kota dan OPD di provinsi. Semua itu untuk meningkatkan daya saing daerah,” jelasnya.
Untuk memastikan replikasi berjalan efektif, Yushardo mendesak Pemprov Riau menyesuaikan inovasi yang ada agar mencerminkan kebutuhan dan kondisi masyarakat di wilayahnya.
Selain itu, kata Yushardo, dengan merefleksikan inovasi tersebut, Pemprov Riau diharapkan menjauhi unsur ras, agama, suku, dan antargolongan (SARA) yang dapat menimbulkan kriminalitas.
“Bantu bupati, bantu gubernur untuk meningkatkan inovasi di Provinsi Riau, kalian bisa menciptakan inovasi-inovasi yang berhubungan dengan sektor tempat kalian bekerja,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yushardo juga mengapresiasi inovasi yang terus meningkat di Provinsi Riau.
Berdasarkan penilaian Indeks Inovasi Daerah (IID) tahun 2023, Provinsi Riau memperoleh nilai 53,52.
“Untungnya kabupaten/kota di Provinsi Riau sudah baik. Inovasi Pekanbaru sangat bagus, inovatif sekali. Kita berharap bisa terus meningkatkan nilai indeks inovasi saudara-saudara,” tutupnya. (sam/jpnn)