Rembuk Pemuda Dorong Inklusivitas Inklusivitas di Papua Tengah

saranginews.com, MIMIKA – Sebagai harapan baru Indonesia, ide Rembuk Pemuda untuk membangun gerakan pemuda inklusif kini telah tiba di Papua Tengah. 

Selaku pendiri Rembuk Pemuda, Aidil Pananrang mengatakan inisiatif tersebut merupakan harapan baru gerakan pemuda dengan mengadopsi pendekatan inklusif.

Baca Juga: 9 Putra dan Putri Papua Terbaik Terpilih Masuk Akpol

Dengan demikian, seluruh generasi muda dapat bertukar pikiran, pikiran, dan pendapat tanpa diskriminasi. 

“Setiap orang bisa berperan dibidangnya, karena anak muda bukan hanya sekedar aktivis pemuda, pilot juga muda, pejuang taman juga muda, pegiat seni juga muda, muda, semua muda,” kata Aidil selaku pendiri. dalam sambutannya di awal acara.

Baca Juga: Pemerintah segera bangun Tol Trans Papua ruas Jayapura-Wamena

Nilai tambah yang dibawa Rembuk Pemuda sejatinya menjadi bagian penting perjuangan pemuda Papua Tengah sebagai harapan baru bagi Indonesia.

Muni Meki Frits Navipa selaku mantan Bupati Paniai menegaskan, Papua Tengah adalah milik Papua Tengah, bukan hanya satu kelompok, tapi bersama-sama.

Baca Juga: Syuting Papua 7jup Senja, Adinda Thomas Renungkan Liburan Ini

“Konferensi Pemuda ini menjadi kesempatan untuk bersatu karena pemuda Papua adalah harapan baru Indonesia, khususnya Papua Tengah. Papua Tengah bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat pegunungan, namun juga bagi masyarakat pesisir. “Papua Tengah adalah harapan baru Indonesia,” kata Meki, pilot pertama asal Papua.

Acara konsultasi pemuda di provinsi tengah Papua, bertema “Pemuda Papua: Harapan Baru Indonesia”, mengundang pembicara inspiratif sebagai bagian dari upaya untuk mengobarkan semangat dan aksi pemuda.

Tampil sebagai pembicara, pilot, yaitu kapten. Alion Belau. Selain itu, Ketua Umum HMI Cabang Mimika Mohamed Amin, Ai Nurhidayat, penggagas kelas multikultural yang disekolahkan oleh sebagian besar anak Papua berbahasa Jawa, juga memiliki kepribadian perempuan. Wakil Direktur Program dan Monitoring Evaluasi YPMAK Nur Ihfa Karupukaro.

Lebih dari 300 orang dari berbagai suku, distrik dan berbagai lapisan masyarakat mengikuti Konferensi Pemuda yang diadakan di Provinsi Papua Tengah dan diajak berdiskusi bersama untuk menciptakan harapan baru.

Yang paling menarik adalah penampilan musik dan tari yang disajikan, merupakan hasil kerjasama dengan lembaga pemasyarakatan (Lapas).

Langkah tersebut diadopsi oleh Johannes Rettob, S.Sos., M.Si, Pj Wali Kota Mimika.

Ia mengatakan hal ini merupakan pekerjaan yang sangat baik, apalagi mengingat generasi muda di Timika, Papua Tengah, berjumlah 53% dari total penduduk.

“Mudah-mudahan konferensi pemuda ini menjadi wadah kita semua untuk bersama-sama membangun Papua Tengah. Kalau kita berdiri bersama, kita akan semakin kuat. Kalau ego kita terlalu tinggi, masa depan kita tertutup,” ujarnya. Lulus dari University of California, AS.

Sebagai pendiri, Aidil mengatakan Rembuk Pemuda bukanlah yang pertama melainkan bagian dari gerakan membangun negara tanpa kepentingan individu atau kelompok.

Pada sesi penutup, Aidil kembali menegaskan bahwa gerakan pemuda hadir untuk para pemuda yang memilih untuk bergabung sebagai visi utama harapan baru.

“Dewan Pemuda bukan satu-satunya dan bukan yang pertama. Rembuk Pemuda adalah bagian dari gerakan pembangunan bangsa. Diskusi pemuda hari ini tidak membawa kepentingan setiap orang, warna setiap orang.” Kami yakin tidak bisa diselesaikan dengan kepentingan, tapi kita semua bertindak bersama. (dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *