LPKR Targetkan Sumber Daya Air Berkelanjutan di 2030

saranginews.com, JAKARTA – PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) bertujuan untuk mewujudkan sumber daya air yang berkelanjutan pada tahun 2030.

Penyediaan air bersih mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Selain itu, air merupakan sumber daya penting yang dibutuhkan banyak orang, namun semakin langka di banyak daerah.

BACA JUGA: LKPR berkomitmen menghijaukan kawasan Mandiri, ini buktinya 

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mencegah kebocoran air dan mengurangi kehilangan air, kata Ketua Kelompok LPKR John Riady dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/07).

Sebagai platform layanan real estate dan kesehatan terkemuka di Indonesia, John menekankan bahwa kliennya berkomitmen untuk meningkatkan segala upaya untuk mengurangi kehilangan air dalam proses produksi dan distribusi. 

BACA JUGA: Ini Strategi Pengelolaan Air LKPR di Kota Mandiri

Misalnya, memperkirakan kehilangan air merupakan prioritas Divisi Pengolahan Air (WTD) suatu perusahaan. 

“Kami juga memastikan penggunaan air yang efisien sekaligus mengurangi biaya yang terkait dengan kehilangan air,” katanya.

BACA JUGA: Penjualan Rumah Land House Lippo Cikarang Terdampak LKPR Meningkat

Selain itu, mencegah kebocoran air juga dapat membantu mengurangi dampak kekeringan dan kelangkaan air terhadap masyarakat lokal.

Oleh karena itu, LPKR telah menerapkan beberapa langkah untuk mengurangi jumlah kehilangan air dalam produksi dan distribusi air. 

Kegiatan tersebut meliputi penggantian peralatan dan suku cadang, termasuk selang, pengukur tekanan, sistem pemompaan dan filter.

Rencana induk dan studi infrastruktur juga berguna untuk mengoptimalkan kapasitas embung dan mengidentifikasi area tambahan yang dapat dikembangkan dalam wilayah operasional perusahaan. 

“Selain itu, kami juga melakukan kajian neraca air untuk menilai rasio penyediaan air yang berasal dari berbagai sumber air potensial yang dikembangkan, antara lain embung, air daur ulang, dan persediaan air daerah (PDAM),” ujarnya.

Oleh karena itu, WTD menerapkan berbagai tindakan, seperti kalibrasi ulang meter air, penggantian pengukur tekanan untuk memantau tekanan manifold, dan penggantian sistem pompa inverter untuk memantau tekanan konstan. 

“Langkah-langkah ini tidak hanya berfungsi untuk menghemat air, namun juga meningkatkan efisiensi sistem distribusi air, sehingga mengurangi biaya yang terkait dengan kehilangan air,” tambahnya.

Pada tahun 2023, 24% konsumsi air kelompok ini akan berasal dari sumber berkelanjutan seperti daur ulang air limbah dan pengumpulan air hujan. 

LPKR juga telah menetapkan tujuan untuk memastikan bahwa pada tahun 2030, 20% dari total konsumsi air grupnya berasal dari sumber air yang berkelanjutan. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *