Kemenag Pacu Inovasi Digital, 4 Ribu Aplikasi Tersedia di Pusaka Super Apps

saranginews.com, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) terus menerapkan inovasi digital untuk melayani masyarakat melalui Pusaka Super Apps. Dalam program ini, seluruh layanan keagamaan yang dibutuhkan masyarakat tersedia di sana.

“Ini merupakan program yang menggabungkan sekitar 4000 aplikasi sebelumnya menjadi satu program yang dapat digunakan oleh seluruh organisasi keagamaan,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Nasional (PKN) II Kelompok XXVI di Jakarta, Senin ( 15). /7).

BACA JUGA: Baca Kabar Terbaru Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Soal Haji 2021

Dihadapan 60 peserta PKN, Menag Yaqut berharap agar para peserta dapat mengikuti pelatihan yang bertemakan ‘Pengabdian Masyarakat Digital Berkualitas dan Hemat Biaya’ ini dengan sebaik-baiknya.

Terlebih, berbagai perubahan yang dilakukan peserta PKN pada dua jam sebelumnya turut menunjang kesuksesan Kementerian Agama.

BACA JUGA: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Ungkap Nasehat Penting Gus Mus

Oleh karena itu, tema khusus PKN II kali ini adalah digitalisasi, kami berharap hasilnya dapat dijadikan bahan acuan dalam melakukan reformasi di Kementerian Agama, ujarnya.

Menag menambahkan, transformasi digital menjadi pilihan yang harus dilakukan, mengingat saat ini terdapat lebih dari 5.000 satuan kerja di Kementerian Agama. Jika transformasi digital ini tidak dilakukan maka unit kerja tidak akan bisa dijangkau.

BACA JUGA: Gus Sholah kaget sekaligus bangga dengan Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama

“Selama tiga tahun terakhir, kita sudah mampu bergerak maju dengan pesat dan mulai mengembangkan pola pikir digital di seluruh sistem ASN Kementerian Agama,” jelas Gus Men, Menteri Agama alias Yaqut.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pelatihan (Kaban), Suyitno mengatakan, PKN II diikuti pejabat Kementerian Agama dan kementerian/lembaga lainnya.

Pesertanya adalah JPT Pratama Kementerian Agama, pengelola sistem dan pejabat kerja Kementerian Agama serta dari kementerian/lembaga lain seperti Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian Kehakiman, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Keuangan. , MPR dan Lembaga Tata Usaha Negara.

Alasan utama PKN II mengusung tema digitalisasi adalah untuk menegaskan bahwa transformasi digital merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindarkan dan tidak bisa dihindari, dan sudah selayaknya Kementerian Agama menegaskan hal tersebut karena sudah banyak mendapat pengakuan dari masyarakat.

“Kemenag sudah dua kali mendapat pengakuan dari masyarakat, salah satunya adalah transformasi digital pelayanan keagamaan yang dinilai detikcom, dan ini membuktikan Kemenag sangat mengenal transformasi digital,” ujarnya.

Kedua, pengakuan yang diterima Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam Penghargaan Pemerintahan Digital untuk kategori organisasi dengan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) yang ditingkatkan.

“Dalam lingkungan Balitbang Diklat, kami meluncurkan Digital Learning Center (DLC) Massive Open Online Courses (MOOC), dan alhamdulillah telah menjangkau lebih dari tujuh juta peserta pelatihan,” imbuhnya.

Suyitno pun membandingkan kemajuan transformasi digital di Kementerian Agama dengan kementerian lain. Jika kementerian lain sukses dalam transformasi digital, tentu tidak mengherankan karena banyak sumber daya manusia yang berlatar belakang akademis di bidang teknik informasi atau sistem informasi.

“Namun Kemenag bersama para guru Ushuluddin dan guru mata kuliah agama lainnya bisa melakukan transformasi digital, menurut saya itu hal yang luar biasa,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Ketua LAN Muhammad Taufiq mengapresiasi berbagai prestasi yang diraih Kementerian Agama dan dapat menjadi teladan dalam transformasi digital. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *