Sufmi Dasco Layak Sandang Guru Besar, Relawan Bepro: Beliau Sosok Inspiratif yang Berproses

saranginews.com, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasko Ahmad mendedikasikan hidupnya untuk pengabdian pendidikan di Indonesia.

Ia dikabarkan pernah mengajar di Fakultas Hukum Universitas Az-Zahra Jakarta pada tahun 2016 hingga 2018, sebagaimana dibenarkan Forum Fakultas Universitas Az-Zahra.

BACA JUGA: Sufmi Dasko Diserang dengan Fitnah, Gemura Sebut Rusak Nama Pribadi dan Akademik

Saya ingin mengumumkan kepada Prof.Dr.Sufmi Dasko Ahmed sedang mengajar di kampus Universitas Az-Zahra, kata Hamdan Nugroho, ketua umum Forum Guru Az-Zahra, dalam keterangannya di Jakarta. Senin (7/8/2024)

Menurut Hamdan, dukungan Forum Guru Az-Zahra ini untuk menyorot kepada masyarakat komitmen Dasco dalam mengabdi di lingkungan kampus Az-Zahra.

BACA JUGA: Forum Guru Universitas Az-Zahra Benarkan Sufmi Dasko Mengajar

“Kami Forum Guru Universitas Az-Zahra dapat meyakinkan bahwa status ini sangat memprihatinkan bagi Bapak Sufmi Dasko Ahmad yang merupakan bagian tak terpisahkan dari keluarga kami. “Sebagai orang yang bekerja di tim akademik Universitas Al-Zahra,” ujarnya.

Sementara itu, pendiri Haider Alvi Institute (HAI) R Haider Alvi menyayangkan podcast media nasional mempertanyakan legitimasi profesor atau guru, Wakil Juru Bicara DPRK Sufmi Dasko Ahmed.

Baca Juga: Sufmi Dasko Menjadi Kepala Badan Koordinasi Penerangan Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Haidar menjelaskan, podcast terkait mengidentifikasi pelanggaran dalam jurnal internasional Sufmi Dasko Ahmed sebagai prasyarat untuk menjadi guru besar.

Jurnal Dasco Diterbitkan oleh Ayer Journal dari Spanyol Tahun 2020, Volume 27, Nomor 4. Saat ini website resmi Ayer Journal 2020 hanya memiliki volume 117, 118, 119 dan 120, dan volume 27 hilang.

Data harus diuji, diverifikasi dan divalidasi untuk mengetahui ketidakkonsistenan yang diidentifikasi oleh Reda Manthovani dan Siti Noor Azizah, seperti data log pengujian. Jurnal di India dan Malaysia. Atau Anda dapat menghubungi mereka langsung di Inggris. Mengapa data dari log Dasko juga gagal dalam pengujian? “Padahal bisa email Ayer Journal atau datang langsung ke Spanyol,” kata R Haidar Alvi, Senin (7/8/2024).

Ia yakin, Jurnal Ayer 2020 Jilid 27 bukan sekedar isapan jempol belaka dari imajinasi Dasko yang sengaja ia ciptakan untuk menjadi guru besar atau profesor.

Sejak R Haidar Alvi menemukan setidaknya tujuh majalah lain dari Indonesia. Hal ini menurut sejumlah peneliti yang diterbitkan pada tahun 2020, Volume 27 jurnal Ayer.

Di sini, Haydar menyinggung pentingnya pengujian fakta pada Pasal 3 Kode Etik Jurnalistik tentang pengujian fakta dan pemberitaan berimbang. Konfirmasi dan Konfirmasi Agar tidak terburu-buru mengambil keputusan. Belum lagi putusannya. mungkin berbahaya bagi orang lain

Siapa tahu kebijakan internal Ayer Journal memiliki klausul disclaimer yang tidak diketahui karena batasan bahasa (Spanyol) dan informasi yang tersedia, ujarnya.

Sufmi Dasko memulai karir mengajarnya pada tahun 2010, ketika karir politiknya kurang sibuk. Meski menjabat Wakil Presiden DPRK, Bang Dasko (sapaan akrabnya) tak menyerah dalam karier mengajarnya. dan seringkali menciptakan hal-hal baru melalui pengajaran tim dan pembelajaran online

Pertanyaan baru-baru ini terhadap profesor tersebut membuat Presiden Bepro (Asosiasi Profesi Pemuda yang dipimpin oleh Sufmi Dasko) Lutfi Deepa sangat gelisah.

Lutfi Deepa sangat dekat dengan Sufmi Dasko dan ia telah membuktikan sendiri bagaimana Sufmi Dasko berkiprah di dunia pendidikan.

“Tidak perlu lagi kita bicara atau berdebat mengenai prestasinya di dunia pendidikan. Bagi kami Bang Dasco adalah orang yang inspiratif dan pantas menyandang gelar guru besar,” kata Lutfi Deepa.

“Kami generasi muda harus belajar banyak dari orang tua kami. Kita bisa belajar dengan siapa pun. Salah satunya adalah Bangdasco. Dia memberi kami banyak pengetahuan politik dan hukum dengan berbagi kapan saja, di mana saja. “Indonesia membutuhkan banyak generasi muda yang cerdas, berani dan berpengaruh,” imbuhnya.

Selain pernyataan Lutfi Deepa, Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Kavendra Lukistyan dan Dewan Pertimbangan Bepro pun turut menanggapi persoalan tersebut.

“Bagiku itu sederhana. Aku tidak sesibuk dia. Sampai saat itu, saya ingin belajar pada tingkat keilmuan calon ilmu. Aku harus mengumpulkan semangatku untuk kebaikan.”

“Dia di sini. Karena sibuknya banyak pekerjaan dan pesanan. Dia terlibat dalam karya ilmiah dan terus fokus pada hal itu. Hendaknya beliau menjadi teladan bagi kita semua bagi generasi muda,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *