Setengah Abad Lebih Ada di Indonesia, Begini Sepak Terjang Ajinomoto

saranginews.com, Jakarta – Ajinomoto telah 55 tahun berinovasi di Indonesia dengan memperkenalkan beragam produk. 

Hal ini juga didukung oleh komitmen untuk memperkenalkan produk-produk berkualitas yang terjamin dan tersertifikasi halal oleh Sistem Jaminan Halal (SJH).

Baca juga: Ajinomoto mendukung upaya bisnis ramah lingkungan yang dilakukan penyedia layanan kesehatan

“Komitmen kami dalam menjaga produk halal telah diapresiasi banyak pihak melalui berbagai penghargaan halal dari banyak instansi resmi,” kata Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia Naoto Minemura dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (12/7).

Dijelaskannya, MSG Ajinomoto lahir dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Kikune Ikeda di Jepang lebih dari satu abad lalu tentang ekstraksi kombu (rumput laut).

Baca juga: Ajinomoto Luncurkan Produk Baru, Sasar Pasar Horeca

Dalam penelitiannya, Ikeda menemukan rasa lain yang disebut umami selain manis, pahit, asam, dan asin. 

Penemuan ini mendorong terciptanya bumbu umami yaitu MSG Ajinomoto yang dapat membantu meningkatkan cita rasa makanan. 

Baca Juga: Ajinomoto Perkenalkan Produk Baru, Genjot Inovasi Produk Halal

“Merupakan impian Dr. Ikeda untuk menciptakan rempah-rempah yang lezat dengan harga terjangkau dan mengubah makanan sederhana namun bergizi menjadi makanan lezat yang telah tersebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia,” ujarnya.

Kini dengan lebih dari 3.500 karyawan ahli dan berpengalaman yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, Ajinomoto Indonesia Group membantu masyarakat menciptakan makanan lezat dan bergizi sehingga dapat mendukung penerapan gaya hidup sehat. 

Untuk mencapai tujuan ini, Ajinomoto Indonesia mengubah seluruh karyawannya menjadi penyedia layanan kesehatan. Health Provider merupakan inisiatif keberlanjutan terintegrasi dari Ajinomoto Indonesia Group, yang mencakup kegiatan yang mendukung kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan.

“Gizi yang baik merupakan modal penting bagi tumbuh kembang generasi mendatang. Mereka memerlukan gizi yang lengkap dan seimbang untuk tumbuh kembang serta perkembangan mental dan fisiknya, sehingga Indonesia dapat berkembang menjadi bangsa yang sehat,” imbuhnya.

School Lunch Program (SLP) merupakan salah satu inisiatif Ajinomoto untuk meningkatkan gizi guna mencegah malnutrisi pada anak usia sekolah.

Perusahaan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan mengelola program SLP yang diterapkan di beberapa pesantren dan telah berjalan sejak tahun 2018. 

“Melalui program ini diperoleh hasil positif dengan penurunan anemia pada pelajar sebesar 20%, peningkatan asupan gizi sebesar 20%, dan peningkatan pengetahuan gizi sebesar 50%,” jelasnya.

Tidak berhenti sampai disitu, perusahaan juga bekerjasama dengan Departemen Gizi Masyarakat IPB dan Kementerian Agama RI menghadirkan buku panduan SLP berisi edukasi gizi, saran pelaksanaan program, serta aplikasi yang enak dan bervariasi. . Menu seimbang dan bergizi yang mudah diterapkan untuk memberikan bekal melanjutkan program di masa mendatang.

Ajinomoto Indonesia memberikan perhatian terhadap lansia melalui Program Lansia untuk meningkatkan status gizi lansia pada tahun 2021 sehingga meningkatkan kualitas hidupnya.

Penelitian tersebut dilakukan di sebuah panti jompo di wilayah Yogyakarta bekerja sama dengan ahli gizi dari sebuah universitas negeri di sana. 

“Kami secara konsisten memberikan edukasi kesehatan tentang penggunaan umami pada MSG untuk membantu mengurangi asupan garam karena asupan natrium yang berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan jantung dan tekanan darah,” kata Naoto Minemura.

Untuk menjangkau masyarakat lebih luas, petugas kesehatan Ajinomoto menyelenggarakan GEMBIRA atau Gerakan Memasak Bergizi Bersama, yaitu kegiatan edukasi terkait pemanfaatan gizi seimbang dan konsep hikmah garam, termasuk kepada ibu-ibu PKK.

Hingga saat ini, inisiatif tersebut telah dilakukan di 20 kota dan telah diikuti lebih dari 5.900 ibu-ibu kader PKK.

“Kami berupaya mencapai zero waste di pabrik dengan meningkatkan efisiensi produksi dari hulu hingga hilir dalam proses produksi sebenarnya,” tutupnya.

Konsep ekonomi sirkular erat kaitannya dengan salah satu kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Perindustrian Indonesia yaitu Standar Industri Hijau (SHI).

Yaitu dengan mengupayakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga pembangunan industri dapat selaras dengan perlindungan fungsi ekologi dan memberi manfaat bagi masyarakat. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *