saranginews.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir berharap Pertamina sebagai BUMN energi dapat menjadi benteng makroekonomi menghadapi persaingan korporasi global yang semakin menuntut.
Ia mengingatkan, transisi energi akan membawa banyak kekuatan yang luar biasa sehingga sebagai perusahaan, Pertamina harus siap beradaptasi untuk memajukan masyarakatnya sendiri.
Baca juga: Pertamina mendatangkan Fabio Di Giannantonio dan Marco Bezzecchi untuk Grand Prix Indonesia 2024
“Harus dimulai dari pembenahan diri,” kata Menteri Eric Tohir dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (12/7).
Pernyataan itu disampaikan Eric Tohir di acara Pertamina Akhlaq Festival di Jakarta, Selasa (9/7).
Baca juga: CEO Baru Pertamina Simon Aloysius Mantiri Tampil di Akhlak Fest 2024 dan Dapat Sambutan Antusias
Selain itu, Eric juga mengatakan, Pertamina telah membentuk sub-kepemilikan untuk mengantisipasi masa kompetisi.
“Suka tidak suka, supply chain merupakan bagian penting dalam perjalanan Pertamina ke depan, ini merupakan transformasi dan inovasi yang harus terus kita lakukan,” jelas Eric.
Baca juga: Pertamina Gelar AKHLAK Fest 2024, Dukung 4 Tahun Transformasi Bisnis
Menteri Eric juga mengapresiasi langkah Pertamina saat ini yang mendorong penerapan Nature Based Solutions (NBS).
Contoh konkritnya adalah bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Menteri Eric berharap Pertamina juga menjadi bagian dari pengembangan industri hijau.
“Beberapa waktu lalu saya dan tim Pertamina mendatangi IKN. Ketika kebutuhan IKN meningkat, maka alternatif pengganti tenaga air dan solar adalah gas,” jelasnya.
Namun, dia menegaskan BUMN, termasuk Pertamina, harus membangun kawasan industri yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Langkah ini harus diambil untuk memenuhi tuntutan persaingan bisnis global yang semakin mengedepankan produk ramah lingkungan.
Menteri Eric juga berharap agar Pertamina ikut serta dalam perdagangan karbon.
“Perdagangan karbon harus menjadi bagian dari perkembangan perusahaan sebesar Pertamina,” tegasnya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menegaskan untuk menghadapi persaingan internasional, Pertamina menyiapkan tiga langkah menghadapi triad energi.
Pertama, dengan meningkatkan produksi sektor hulu, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kedua, streamline bensin, melalui perbaikan, peningkatan kapasitas kilang dan peningkatan produksi tambahan dengan mencampurkan bioetanol ke dalam biozoline, untuk mengurangi impor solar.
Ketiga, dengan mengurangi impor bahan bakar gas dengan meningkatkan kapasitas produksi dan membangun jaringan gas untuk rumah tangga.
Pertamina juga telah menyusun peta jalan transisi energi dan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan melalui kebijakan, strategi, dan inisiatif keberlanjutan yang diterapkan di seluruh Pertamina Group.
Tujuannya adalah menjadikan Pertamina sebagai perusahaan yang ramah lingkungan, bertanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik.
Di luar itu, tambah Nicke, Pertamina terus melakukan inovasi untuk mendukung ketahanan energi dalam negeri dan juga bersiap menghadapi tantangan energi global melalui inisiatif strategis.
Pertamina juga mengedepankan pembangunan berkelanjutan dengan mempersiapkan perusahaan memanfaatkan Keberlanjutan Nusantara di Ibukota Kepulauan (IKN) yang berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, hal ini juga merupakan bagian dari langkah Pertamina menghadapi persaingan global.
Pertamina sebagai perusahaan terdepan di bidang transisi energi berkomitmen mendukung target emisi bersih tahun 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di seluruh area bisnis dan aktivitas Pertamina. (mrk/jpnn)