Imbas Sistem Zonasi PPDB, Delapan SMP Swasta di Kota Serang Gulung Tikar

saranginews.com, SERANG – Sebanyak delapan SMP swasta di Serang, Banten ditutup akibat penerapan Sistem Zonasi Pendaftaran Peserta Didik (PPDB) yang baru.

Di Erni yang dikelola Forum Komunikasi Kepala Sekolah Swasta (FOKKS) Kota Serang, sejak diterapkannya sistem zonasi PPDB, sekolah swasta semakin tidak mendapat dukungan dan terdegradasi.

Baca selengkapnya: Ini Zonasi PPDB 2024 untuk SMP Kota Tangerong

“Sejak 2019 hingga 2023, ada delapan sekolah yang diliburkan karena kekurangan siswa,” ujarnya di Serang, Sabtu.

Kedelapan sekolah tersebut antara lain SMPIT Sidratul Muntaha, SMP PGRI 2, SMP Rahmateullah, SMP Plus Nurul Maarif, SMP Kurug, SMP YP 17 1, SMP YP 17 2 dan Yasmu.

Baca Juga: 5 Aturan Baru Jalur Zonasi PPDB SMA SMK 2024 di Jatim, Persyaratan CC Berubah

“Jadi setiap tahun sekolah diliburkan karena sistem zonasi PPDB, jadi sekolah swasta kita buka pendaftarannya sampai Agustus. Karena kalau kita tidak mendapat siswa bagaimana proses belajar mengajar bisa dilanjutkan,” ujarnya.

Menurutnya, sistem zonasi sudah tidak baik lagi bagi mutu pendidikan karena selama ini tidak mengubah mutu pendidikan, malah memperburuk sekolah miskin dan swasta.

Baca Juga: PPDB Gonja Dirikan SMK untuk Selesaikan Masalah Sistem Zonasi

Ia meminta Pemerintah Kota Serang dan pemerintah pusat mengembalikan sistem PPDB ke sistem NEM yang menitikberatkan pada hasil ujian akhir sebagai acuan utama dalam menentukan kelulusan dan penerimaan peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya.

“Kalau kita ingin PPDB kembali seperti dulu, melalui sistem NEM dan ujiannya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Kalau sekolahnya berbasis Islam, maka ujiannya harus berdasarkan Alquran. Jadi tidak boleh ada zonasi, kita dengan standarnya.

Ia berharap Pemkab Serang Nagar bisa fokus pada sekolah swasta. Sebab menurutnya sekolah swasta mempunyai potensi yang sama dengan sekolah negeri.

“Sepertinya kita sudah berjuang secara internal, tapi kalau kita tidak mempertahankannya secara eksternal, kita akan mati. Tidak ada siswa yang terdaftar secara signifikan di sekolah swasta, sama seperti tahun lalu. Sekitar 70 persen sekolah swasta berusia 20 tahun yang miskin berkualitas,” ujarnya. /jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *