Rapat Paripurna, Puan Maharani Menyinggung Masalah PPPK

saranginews.com – JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menyebut beberapa persoalan yang menyita perhatian publik, salah satunya adalah pembatalan gelar ratusan bidan pengajar pada seleksi pegawai negeri sipil dengan kontrak kerja. PPPK 2023.

Diketahui, sebanyak 532 peserta seleksi calon PPPK yang berijazah pendidikan D4 bidan dinilai tidak memenuhi kualifikasi pendidikan sesuai Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Kesehatan No. . .01.03/F/1365/2023.

Baca Juga: Jadwal Pendaftaran PPPK 2024 Bukan Hanya Yang Ditunggu Jutaan Peraih Penghargaan

Masalah ini telah menjadi perhatian Ombudsman Indonesia.

Ombudsman menemukan adanya maladministrasi terkait pembatalan wisuda PPPK bagi tenaga kesehatan dengan Sertifikat Pendidik Bidan D4 formasi bidan spesialis tahun 2023.

Baca Juga: Ratusan Persetujuan PPPK Dicabut, Respons Ombudsman Tegas

Maladministrasi adalah perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan hukum dan etika dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik.

Anggota Ombudsman RI Robert Na Ndi Jaweng menjelaskan, temuan maladministrasi tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen pada April 2024 dalam jumpa pers yang digelar di Gedung Ombudsman RI, Jakarta Pusat, Rabu (10/7).

Baca Juga: Batas waktu honorarium PPPK diundur ke 2025 bukan kabar mengejutkan

Selain itu berdasarkan hasil permintaan informasi yang dilakukan pada bulan Mei 2024 dan hasil pemeriksaan lapangan pada bulan Juni 2024.

Puan Maharani menjelaskan DPRRI melalui Mekanisme Pertimbangan (ACD) menyelenggarakan rapat kerja dan dengar pendapat mengenai isu-isu kepentingan umum.

Salah satu persoalan yang menjadi perhatian DPRRI adalah pembatalan wisuda ratusan guru bidan pada Pilkada PPPK 2023.

“Persoalan penghematan perumahan masyarakat, pembatalan pelamar ratusan bidan yang dinyatakan berhasil pada seleksi PPPK 2023, perjudian online, masuknya penyedia layanan internet Starlink, mafia tanah dan sertifikat elektronik termasuk tanah, narkoba. Perdagangan di wilayah perbatasan dari Pulau Kalimantan,” DPR di Senayan, Jakarta, Kamis (11/7) kata Puan Maharani di kompleks.

Puan meminta pemerintah segera menyelesaikan semua permasalahan tersebut agar masyarakat merasakan kehadiran negara untuk mengurus rakyat.

Dalam acara yang sama, Puan Maharani mengatakan inisiatif masyarakat untuk memviralkan atau tidak memviralkan isu di media sosial bukanlah sebuah tantangan bagi anggota dewan.

Eksekutif, legislatif, dan yudikatif telah dipercaya oleh rakyat untuk menjalankan kekuasaan negara dan sudah saatnya lembaga kekuasaan negara tersebut menjalankannya secara efektif dalam mengatur urusan rakyat, kata Puan.

Ia menjelaskan, situasi tersebut disebabkan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat semakin membutuhkan kehadiran negara.

Namun, kata dia, masyarakat menilai negara terlambat atau tidak merespons masalah ini secara memadai.

“Jadi masyarakat mengambil inisiatif sendiri dan sekarang dilakukan dengan cara viral di media sosial, bukan viral, tidak ada keadilan,” kata Puan.

Oleh karena itu, kata Puan, DPRRI berkomitmen memenuhi harapan masyarakat melalui kegiatannya.

Lebih lanjut ia mengatakan, rakyat selalu menaruh harapan kepada DPRRI sebagai pengemban amanah konstitusi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat.

DPRRI akan terus berupaya mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera, dan lebih mudah, kata Puan Maharani. (antara/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *